• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, March 28, 2023
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
No Result
View All Result

Keseringan Berbohong Dapat Memengaruhi Kesehatan

by Louis Brighton Putramarvino
February 27, 2020
in Iptek, Lifestyle
Reading Time: 2 mins read
Keseringan Berbohong Dapat Memengaruhi Kesehatan

Keseringan berbohong dapat menurunkan kualitas kesehatan. (Foto: Getty Images)

0
SHARES
232
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Sebagian besar manusia yang hidup di bumi pasti pernah berbohong atau bahkan dibohongi. Namun, terlalu sering berbohong ternyata menyumbang dampak buruk pada kesehatan.

Seperti dikutip dari health.detik.com, Anita Kelly, seorang profesor psikologi dari University of Notre Dame, Indiana, melakukan eksperimen terhadap 110 orang dewasa dalam kurun waktu 10 minggu. Eksperimen ini dilakukan untuk melacak kesehatan dari seluruh subjek penelitiannya.

Dalam eksperimen ini, Kelly meminta setengah dari subjek penelitiannya untuk berhenti berbohong selama masa studi. Mereka masih boleh menyimpan rahasia dan menghindari pertanyaan yang tidak ingin mereka jawab, tetapi mereka tidak boleh berbohong.

Setengah lainnya hanya diminta untuk melaporkan jumlah kebohongan yang mereka katakan setiap minggu. Para peserta diharuskan mengambil tes kebohongan setiap minggu, serta mengisi kuesioner mengenai kesehatan fisik, mental, dan kualitas hubungan mereka.

Hasilnya, kedua kelompok menjadi jarang berbohong dan kelompok yang diminta untuk jujur mendapatkan peningkatan kesehatan. “Ketika mereka mengatakan lebih banyak kebohongan, kesehatan mereka turun. Dan ketika mereka mengatakan yang sebenarnya, itu (tingkat kesehatan) membaik,” kata Kelly.

Dilansir dari doktersehat.com, seorang pakar kesehatan bernama Arthur Markman, Ph.D. mengatakan bahwa ketika seseorang berbohong, tubuhnya segera mengeluarkan hormon kortisol atau hormon stres dan steroid pada otaknya. Hal ini disebabkan oleh otak yang bekerja dengan lebih keras untuk memproses mana yang merupakan kebenaran dan mana yang merupakan kebohongan.

Proses ini berlangsung selama 10 menit dan bisa membuat seseorang menjadi lebih emosional dan kebingungan. Tak hanya itu, dia juga akan cenderung lebih mudah gelisah karena takut jika kebohongan ini akan ketahuan oleh orang lain.

Selain itu, jika kita sering berbohong, kinerja otak yang semakin keras dan pengaruh hormon stres dalam jumlah yang banyak ini akan memicu dampak negatif seperti susah tidur, tekanan darah tinggi, sakit kepala, sakit punggung, gangguan pencernaan, depresi, hingga penurunan daya tahan tubuh yang ditandai dengan semakin sedikitnya sel darah putih. Hal tersebut dapat membuat seseorang lebih mudah terkena penyakit berbahaya.

Setelah melihat dampak-dampak tersebut, ada baiknya jika Ultimates mulai mengurangi keseringan berbohong. Tidak hanya berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental, berbohong juga dapat mengganggu kehidupan sosial seperti dikucilkan lantaran dicap pembohong.

 

Penulis: Louis Brighton Putramarvino

Editor: Andi Annisa Ivana Putri

Foto: Getty Images

Sumber: health.detik.com, doktersehat.com, alodokter.com

Tags: berbohongKesehatan Mentallifestyle
Louis Brighton Putramarvino

Louis Brighton Putramarvino

Related Posts

Ma’nene, Tradisi Jemur dan Ganti Pakaian Mayat (ULTIMAGZ)
Jalan-jalan

Ma’nene, Tradisi Jemur dan Ganti Pakaian Mayat

March 22, 2023
Warteg
Lifestyle

Warteg: Hidangan Andalan Sejuta Umat

March 16, 2023
parkir
Info Kampus

Parkir, Tantangan Besar bagi Pengemudi untuk Beretika 

March 15, 2023
Next Post
kesehatan mental

Lima Aplikasi yang Membantu Jaga Kesehatan Mental

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 × two =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pusat Perbelanjaan yang Dapat Dijangkau dengan MRT Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021