SERPONG, ULTIMAGZ.com – Sebagian besar manusia yang hidup di bumi pasti pernah berbohong atau bahkan dibohongi. Namun, terlalu sering berbohong ternyata menyumbang dampak buruk pada kesehatan.
Seperti dikutip dari health.detik.com, Anita Kelly, seorang profesor psikologi dari University of Notre Dame, Indiana, melakukan eksperimen terhadap 110 orang dewasa dalam kurun waktu 10 minggu. Eksperimen ini dilakukan untuk melacak kesehatan dari seluruh subjek penelitiannya.
Dalam eksperimen ini, Kelly meminta setengah dari subjek penelitiannya untuk berhenti berbohong selama masa studi. Mereka masih boleh menyimpan rahasia dan menghindari pertanyaan yang tidak ingin mereka jawab, tetapi mereka tidak boleh berbohong.
Setengah lainnya hanya diminta untuk melaporkan jumlah kebohongan yang mereka katakan setiap minggu. Para peserta diharuskan mengambil tes kebohongan setiap minggu, serta mengisi kuesioner mengenai kesehatan fisik, mental, dan kualitas hubungan mereka.
Hasilnya, kedua kelompok menjadi jarang berbohong dan kelompok yang diminta untuk jujur mendapatkan peningkatan kesehatan. “Ketika mereka mengatakan lebih banyak kebohongan, kesehatan mereka turun. Dan ketika mereka mengatakan yang sebenarnya, itu (tingkat kesehatan) membaik,” kata Kelly.
Dilansir dari doktersehat.com, seorang pakar kesehatan bernama Arthur Markman, Ph.D. mengatakan bahwa ketika seseorang berbohong, tubuhnya segera mengeluarkan hormon kortisol atau hormon stres dan steroid pada otaknya. Hal ini disebabkan oleh otak yang bekerja dengan lebih keras untuk memproses mana yang merupakan kebenaran dan mana yang merupakan kebohongan.
Proses ini berlangsung selama 10 menit dan bisa membuat seseorang menjadi lebih emosional dan kebingungan. Tak hanya itu, dia juga akan cenderung lebih mudah gelisah karena takut jika kebohongan ini akan ketahuan oleh orang lain.
Selain itu, jika kita sering berbohong, kinerja otak yang semakin keras dan pengaruh hormon stres dalam jumlah yang banyak ini akan memicu dampak negatif seperti susah tidur, tekanan darah tinggi, sakit kepala, sakit punggung, gangguan pencernaan, depresi, hingga penurunan daya tahan tubuh yang ditandai dengan semakin sedikitnya sel darah putih. Hal tersebut dapat membuat seseorang lebih mudah terkena penyakit berbahaya.
Setelah melihat dampak-dampak tersebut, ada baiknya jika Ultimates mulai mengurangi keseringan berbohong. Tidak hanya berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental, berbohong juga dapat mengganggu kehidupan sosial seperti dikucilkan lantaran dicap pembohong.
Penulis: Louis Brighton Putramarvino
Editor: Andi Annisa Ivana Putri
Foto: Getty Images
Sumber: health.detik.com, doktersehat.com, alodokter.com