• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, July 15, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Kol Goreng, Sehatkah bagi Tubuh?

Maria Katarina by Maria Katarina
January 31, 2021
in Lifestyle
Reading Time: 2 mins read
0
Kol Goreng, Sehatkah untuk Tubuh? (ULTIMAGZ)

Kol goreng menjadi hidangan pelengkap pecel lele, pecel ayam, nasi uduk, dan ayam penyet. (Foto: cnnindonesia.com)

0
SHARES
144
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.COM – Kol goreng sering kali hadir sebagai menu lalapan saat menyantap makanan berat, mulai dari pecel lele hingga ayam penyet. Bahkan, tidak sedikit orang yang meminta lalapan kol mentah untuk ikut digoreng. Namun, sehatkah mengonsumsi kol goreng?

Kol sendiri memiliki manfaat untuk mencegah kanker, menurunkan risiko penyakit jantung, meredakan peradangan, dan menjaga saluran pencernaan tetap sehat. Dikutip dari alodokter.com, kol juga memiliki kandungan vitamin C, vitamin K, Vitamin B6, protein, mangan, serat, kalsium, kalium, magnesium, dan vitamin B1 (thiamin).

Sayangnya, sayuran ini ternyata bisa membahayakan tubuh jika tidak diolah dengan benar, salah satunya dengan melalui proses penggorengan. 

Terdapat dua hasil dari proses penggorengan kol. Jika dilakukan secara singkat, kol akan memiliki tekstur yang lebih lunak, sedangkan kol akan menjadi kering dan renyah jika digoreng dalam waktu yang lebih lama. Warnanya pun berubah menjadi lebih coklat. 

Dilansir dari cnnindonesia.com, dokter spesialis gizi klinis Maya Surdjaja menjelaskan proses penggorengan terdiri dari dua tahapan. Pertama, terjadi proses dehidrasi yang menyebabkan kelembapan dalam makanan berkurang. Selanjutnya, proses minyak membuat lemak yang terkandung di dalamnya menyerap ke dalam makanan. Proses ini membuat cairan dalam kol digantikan dengan minyak. Apalagi, menurut Maya, sayuran adalah jenis makanan yang paling banyak menyerap minyak jika digoreng. 

Dengan itu, kandungan air, vitamin, dan antioksidan dalam kol akan berkurang. Semakin lama digoreng, semakin banyak kandungan gizi yang terbuang. 

Makanan pendamping ini juga memicu berbagai masalah dan penyakit dalam tubuh. Berikut beberapa bahaya kol goreng.

  1. Memicu timbulnya Kanker

Proses menggoreng kol membuat kadar radikal bebas yang bersifat karsinogenik (radikal yang memicu tumbuhnya sel kanker) meningkat. Maka dari itu, kol yang digoreng terlalu lama dalam suhu minyak yang tinggi akan meningkatkan risiko terkena kanker.

       2. Meningkatkan risiko penyakit jantung

Mengonsumsi makanan yang digoreng, termasuk kol goreng, mampu meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan memicu tekanan darah tinggi. Kedua hal ini dapat memicu meningkatnya risiko penyakit jantung. 

       3. Membuat rentan terkena obesitas

Kol yang digoreng mengandung kolesterol dan minyak jahat. Bila terus menerus dikonsumsi, kol goreng berisiko menambah berat badan yang berujung pada obesitas. Gorengan juga memengaruhi hormon yang meningkatkan napsu makan dan menambah kadar lemak dalam tubuh.

Lalu, bagaimana cara menyantap kol goreng dengan risiko minim? Jika tetap ingin menikmati kol goreng, Ultimates dapat menggoreng sendiri dengan minyak baru dan suhu rendah. Hal ini dapat mengurangi pembentukan senyawa karsinogenik. Kol goreng juga bisa diimbangi dengan kol rebus atau sayuran rebus lainnya agar kebutuhan gizi tetap terpenuhi.

Kol mentah menjadi alternatif yang paling baik. Selain itu, cara lain mengonsumsi kol yang tidak kalah nikmat adalah dengan merebus atau mengukus kol. Cara ini membuat nutrisi dan khasiat kol tetap terjaga. 

Berdasarkan penjelasan di atas, ada baiknya Ultimates mempertimbangkan untuk mengurangi konsumsi kol goreng. Jangan lupa untuk menjaga kesehatan, ya!

 

Penulis: Maria Katarina 

Editor: Maria Helen Oktavia

Foto: cnnindonesia.com

Sumber: cnnindonesia.com, alodokter.com, sehatq.com, klikdokter.com

Tags: baikburukgizigorengkankerkhasiatkolkol gorengnutrisipenyakitsehattubuhvitamin
Maria Katarina

Maria Katarina

Related Posts

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa
Kuliner

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa

July 14, 2025
Kopi yang berasal dari feses gajah. (antaranews.com)
Lifestyle

Dari Feses Gajah ke Cangkir Kopi: Cerita di Balik Kopi Ivory

July 14, 2025
Potret salah satu bahan sushi, kani. (istockphoto.com)
Lifestyle

Sushi Kani Ternyata Bukan Kani, tapi Surimi? Ini Faktanya!

July 14, 2025
Next Post
Enam Perlengkapan Medis Penting Saat Isolasi Mandiri Covid-19

Enam Perlengkapan Medis Penting Saat Isolasi Mandiri Covid-19

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021