SERPONG, ULTIMAGZ.com – Kasus penganiayaan Cristalino David Ozora (17) oleh anak pejabat pajak yang kini sudah dicopot jabatannya, yaitu Mario Dandy Satrio (20) sejak Senin (20/02/23) terus ramai diperbincangkan hingga saat ini. Akibat kasus tersebut, mencuat juga isu child grooming. Hal ini dikaitkan dengan Mario dan kekasihnya, AG (15), yang juga ditetapkan sebagai pelaku.
Kasus dimulai dari AG yang melapor kepada Mario tentang perlakuan tidak baik yang dilakukan mantan kekasihnya, David. Alhasil, Mario menemui David dan menganiayanya. Aksi kejam Mario tersebut mengakibatkan David mengalami trauma di bagian kepala dan terbaring koma di rumah sakit.
Baca juga: Mengenal Relationship Anxiety, Rasa Cemas Penggangu Hubungan
Insiden ini berhasil mengambil perhatian masyarakat dan pemerintah. Bukan hanya karena dampak yang ditimpa oleh David saat ini saja, melainkan karena jarak umur antara Mario dan AG. Sebab, Mario yang berumur 20 tahun menjalin hubungan dengan AG yang masih di bawah umur.
Hal ini pun dikaitkan dengan istilah child grooming. Grooming berarti merawat, sehingga child grooming berarti tindakan seseorang untuk merawat dan mempersiapkan anak atau remaja untuk aktivitas seksual di lain waktu, dilansir dari education.vic.gov.
Isu child grooming sangat dekat dengan hubungan orang dewasa dan anak di bawah umur, bahkan pelaku pedofilia. Oleh karena itu, hubungan romantis Mario dan AG yang masih di bawah umur tersorot isu ini.
Ciri-Ciri Child Grooming
Anak yang menjadi korban child grooming, sekiranya dapat dikenali dari beberapa cirinya. Mengutip nspcc.org.uk, seorang anak tersebut umumnya akan memiliki hubungan atau berpacaran dengan orang yang lebih tua. Dalam menghabisi waktunya, anak tersebut menjadi lebih tertutup dan menjadi lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah.
Ada pun melansir dari cnnindonesia.com, menurut psikolog klinis Nuzulia Rahma, pelaku child grooming bisa siapa saja. Pelaku biasanya akan memberi perhatian lebih, baik dalam ucapan maupun perilakunya.
Pelaku child grooming akan berusaha untuk membangun hubungan yang baik kepada anak dan orang-orang di sekitar anak. Tidak hanya sehari dua hari, usaha membangun hubungan baik tersebut berangsur berbulan-bulan hingga bertahun-tahun agar pelaku dapat dipercaya dan pihak keluarga tidak memiliki prasangka buruk.
Setelah merasa sudah cukup dekat dengan orang yang ada di sekitar anak, selanjutnya pelaku kekerasan seksual ini mulai melaksanakan aksinya. Tidak hanya sekedar melakukan pelecehan seksual tetapi, pelaku juga dapat melakukan kekerasan psikis.
Dengan kekerasan psikis, pelaku akan membuat korban merasa terpuruk dan takut untuk melaporkan tindakan pelaku. Maka dari itu, ahli-ahli menyebut child grooming sebagai pelecehan seksual.
Penyebab Child Grooming
Melansir liputan6.com, pelaku child grooming ini sering kali dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yang membuatnya melancarkan aksi kekerasan seksual kepada anak-anak. Manipulasi dan mudahnya mengakses informasi menjadi penyebab utama. Manipulasi yang dilakukan oleh pelaku bertujuan agar korban menjadi ketergantungan kepada pelaku dengan cara meyakinkan korban bahwa dirinya dicintai.
Terkadang, informasi seseorang juga sangat mudah untuk didapat oleh siapa pun. Hal tersebut menyebabkan pelaku child grooming juga bisa dengan mudah mendapatkan informasi mengenai korban yang menjadi sasarannya. Pelaku bisa mendapatkan informasi korban melalui forum, blog, atau bahkan mengobrol melalui media sosial korban.
Menurut Rahma, child grooming juga dapat terjadi karena kurangnya perhatian yang seorang anak dapatkan dari si orang tua. Hal tersebut demikian terjadi karena adanya pemenuhan ikatan emosional yang diberikan si pelaku kepada korban.
Cara Mengatasi tindakan Child Grooming
Sasaran utama pelaku child grooming merupakan anak-anak yang memiliki kepercayaan diri yang minim, penyendiri, kurang kasih sayang, tidak populer, dan memiliki masalah keluarga yang cukup serius. Para pelaku child grooming memanfaatkan celah tersebut dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh sang anak tersebut.
Oleh sebab itu, sebelum terjadi tindakan yang tidak diinginkan, sebagai orang tua, saudara, atau teman dapat melakukan pencegahan terhadap child grooming. Terutama, ketika anak mendapatkan perlakuan khusus oleh lawan jenis yang memiliki umur jauh di atasnya.
Baca juga: Kepercayaan, Apa Pentingnya dalam Hubungan?
Untuk mencegah terjadinya hal ini, penting adanya peran orang tua dan kesadaran dalam diri si anak. Pencegahan tersebut dapat dilakukan seperti membangun hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Penting bagi orang tua untuk memberikan pemahaman pada anak mengenai apa yang harus dilakukan jika mengalami perbuatan yang tidak mengenakan.
Tak hanya itu, pendidikan seksual juga harus diberikan kepada anak. Hal ini bertujuan supaya anak paham mengenai batasan-batasan tubuh yang harus dijaga. Terlebih pula, anak harus paham betul kepada siapa ia bisa percaya.
Penulis: Ruth Yushiana, Josephine Arella
Editor: Vellanda
Fotografer: Rafael Amory J