JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Setelah lelah menghadapi jadwal yang padat, apakah Ultimates masih menyempatkan waktu untuk membuka sosial media atau melakukan hobi sebelum beristirahat di malam hari? Entah memeriksa kabar terkini, bermain gim, ataupun menonton drama favorit.
Adakah tersirat pemikiran “Aku sibuk seharian, wajar kalau aku mau me time sebentar” dalam benak Ultimates saat melakukannya meski sudah terlampau lelah? Alih-alih beristirahat seperti yang tubuh butuhkan, Ultimates justru memilih menghabiskan waktu untuk relaksasi.
Keputusan untuk menggunakan waktu tidur sebagai waktu luang untuk mengerjakan hal yang disukai disebut dengan revenge bedtime procrastination. Seperti namanya, orang-orang yang melakukan hal ini lebih memilih menunda waktu tidur demi menuntut waktu luang yang tidak dimiliki sebelumnya.
Melansir sleepfoundation.org, revenge bedtime procrastination umumnya lebih banyak dilakukan oleh orang-orang dengan pekerjaan yang memiliki tingkat stress tinggi. Namun, kini, adanya pandemi COVID-19 juga menjadi salah satu faktor.
Penelitian Sleep problems during COVID-19 pandemic by population: a systematic review and meta-analysis yang dilakukan pada 2020 oleh Jahrami dan tim menunjukkan bahwa 40 persen masyarakat mengalami jadwal tidur yang berantakan karena pandemi. Pasalnya, waktu kerja yang fleksibel dari rumah membuat seseorang cenderung bekerja berlebihan, membuat waktu istirahat semakin berkurang.
Lantas, revenge bedtime procrastination terhitung sebagai relaksasi atau tragedi?
Kenyataannya, keputusan untuk menunda istirahat ketika tubuh membutuhkannya membuat revenge bedtime procrastination tergolong sebagai gangguan tidur. Revenge bedtime procrastination membuat waktu istirahat berkurang sehingga tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik keesokan harinya.
Baca juga: Hypnic Jerk, Sensasi Jatuh Ketika Tidur
Melansir webmd.com, tubuh yang kurang tidur dapat berpengaruh pada daya tangkap, rentang perhatian, kelelahan, dan suasana hati yang buruk. Jika dilakukan dalam jangka waktu lama, kurang tidur juga dapat menyebabkan penyakit jantung, obesitas, gangguan mental, dan turunnya imun tubuh.
Untuk mengatasi hal ini, Ultimates disarankan untuk menetapkan jadwal tidur yang baik. Selain itu, Ultimates juga bisa menyusun dan menuliskan jadwal per hari agar dapat membagi waktu dengan baik. Dengan begitu, Ultimates juga masih bisa melakukan relaksasi tanpa mengganggu waktu istirahat.
Penulis: Thefanny
Editor: Charlenne Kayla Roeslie
Foto: medium.com
Sumber: sleepfoundation.org, webmd.com, Jahrami et al. (2021). Sleep problems during the COVID-19 pandemic by population: a systematic review and meta-analysis. Journal of Clinical Sleep Medicine, 17(2), 299-313.