• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Saturday, March 25, 2023
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
No Result
View All Result

Ave Maryam: Balada Cinta di Lingkup Biara

by Andi Annisa Ivana Putri
April 12, 2019
in Film, Review
Reading Time: 2 mins read
Ave Maryam: Balada Cinta di Lingkup Biara

Film "Ave Maryam" yang mengisahkan kisah hidup biarawati tayang perdana pada Kamis(11/04/19).

0
SHARES
1.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kenapa harus takut mempertanyakan dosa jika Tuhan sendiri hanya bisa dicari melalui pertanyaan?

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Film Ave Maryam karya Ertanto Robby Soediskan tayang perdana di bioskop pada Kamis (11/04/19). Film ini merupakan angin segar bagi sinema Indonesia karena mengangkat tema kehidupan seorang biarawati. Meski dibalut dengan nuansa Katolik yang sangat kental, Ave Maryam bukanlah film religi.

Secara keseluruhan film ini membahas kisah hidup Suster Maryam (Maudy Koesnadi). Pada awalnya, kehidupan Maryam sebagai biarawati berjalan sebagaimana harusnya, mengabdi kepada Tuhan dan menjauhi nafsu duniawi. Hal tersebut berubah kala kedatangan Romo Yosef (Chicco Jerickho), hatinya sontak didera kebimbangan.

Ave Maryam ternilai hemat suara, baik narasi maupun dialog jarang sekali diucapkan. Untuk bisa memahami makna ceritanya diperlukan penafsiran pribadi dari penonton. Layaknya menyatukan potongan puzzle, satu adegan dapat dipahami apabila adegan berikutnya telah ditayangkan.

Meski minim dialog dan narasi, Ertanto tidak membuat potongan puzzle di filmnya sukar ditemukan. Adegan yang runut membuat pemahaman dapat terbentuk dengan mudah antarbabak.

Sinematografi di film ini pun ternilai estetik. Berlatar di Semarang tahun 1998, gereja dan asrama biarawati mendominasi film ini. Sudut pengambilan gambar yang stabil dan dominan putih membuat mata penonton dimanjakan dengan suasana tenang.

Selain itu, terdapat pula beberapa adegan one shot, yakni pengambilan adegan secara kontinu menggunakan satu kamera dari satu sudut pandang. Gaya ini tak acap ditemui dalam film pada umumnya dan menambah poin keindahan di film ini.

Sayangnya, film yang telah menyelesaikan proses shooting pada 2016 ini terkena pemotongan durasi oleh Lembaga Sensor Film (LSF). Durasi yang dipangkas pun tak singkat yaitu 12 menit. Alasannya, terdapat adegan yang dianggap terlalu vulgar untuk ditayangkan di bioskop secara umum. Kebijakan LSF ini membuat penonton harus berpuas diri dengan anti klimaks di bagian yang krusial.

Kisah cinta terlarang yang sudah basi diangkat pada sebuah film dikemas secara apik, membuat penonton turut bersimpati melihatnya. Bahkan terdapat pertanyaan yang menggantung sepanjang film, “Pilih Tuhan atau ciptaannya?”

Jika harus mendeskripsikan film Ave Maryam dalam beberapa kata, maka kata yang tepat adalah singkat, padat, dan jelas. Dengan durasi hanya 73 menit, penonton dibuat terhanyut dalam gelombang emosi para karakter karena dengan mudah merasakan konflik batinnya. Pun, film ini tak memiliki karakter antagonis, sehingga konflik hanya dialami secara batin oleh para tokoh utama.

Ave Maryam bukanlah film yang ringan, tetapi tidak sampai memutar otak untuk memahaminya. Ada pesan di dalam film ini yang membuatnya berbobot, tetapi tetap mudah dinikmati.

Sebelum bernama Ave Maryam, film ini berjudul Salt is Leaving the Sea. Film ini telah melanglang buana di Cape Town Film Festival, Hanoi Film Festival, Hong Kong Asian Film Festival, dan Jogja-NETPAC sebelum akhirnya tayang komersil di bioskop Indonesia.

 

Penulis: Andi Annisa Ivana Putri

Editor: Ivan Jonathan

Gambar: lifestyle.bisnisa

Tags: Ave MaryambiarabioskopChicco JerikhoErtanto Robby SoediskanFestival FilmfilmFilm IndonesiaJoko Anwarkatoliklfsmaudy koesnadireligi
Andi Annisa Ivana Putri

Andi Annisa Ivana Putri

Related Posts

Wilhelm Scream
Film

The Wilhelm Scream: Teriakan Ikonik dalam Dunia Perfilman

March 24, 2023
Kru dan pemain “Everything Everywhere All at Once” menang tujuh piala penghargaan di Oscar 2023, termasuk di kategori Film Terbaik. (Foto: Los Angeles Times/Myung J. Chun)
Film

“Everything Everywhere All at Once” Raup 7 Piala Oscar 2023, Termasuk Film Terbaik

March 14, 2023
Sampul “A Good Girl’s Guide to Murder” karya Holly Jackson yang mengisahkan seorang remaja mencoba mengungkit kasus pembunuhan. (Foto: beffshuff.com)
Literatur

“A Good Girl’s Guide to Murder”, Seorang Remaja Ungkit Kebenaran Kasus Pembunuhan

March 14, 2023
Next Post
Rekor Video “Boys with Luv” Awali “Comeback” BTS

Rekor Video "Boys with Luv" Awali "Comeback" BTS

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five + 11 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pusat Perbelanjaan yang Dapat Dijangkau dengan MRT Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021