• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, July 3, 2022
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
No Result
View All Result

“Fiksi”: Ketika Cinta Ubah Fiksi Jadi Realitas

by Vanessa Anabelle
February 17, 2022
in Film, Review
Reading Time: 3 mins read
film "fiksi"

Ladya Cheryl memerankan tokoh Alisha dalam film “Fiksi”. (Foto: Cinesurya)

0
SHARES
230
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Mungkin sebagian dari Ultimates merasa bosan untuk menonton film-film dengan genre romansa yang biasa saja. “Fiksi” bisa menjadi pilihan film yang mengubah suasana romantis menjadi lebih menegangkan!

Melansir cultura.id, “Fiksi” merupakan karya debut dari sutradara Mouly Surya sembari menggandeng Joko Anwar untuk penulisan naskahnya. Film ini sudah rilis sejak 2008 dan berhasil memenangkan penghargaan Citra kategori Best Screenplay.

Namun, tidak perlu khawatir karena premis yang ditawarkan oleh “Fiksi” masih sangat segar meski baru ditonton 14 tahun setelahnya. Orisinalitas dari cerita yang diangkat masih sangat terasa jika ingin dibandingkan dengan film-film yang beredar sekarang ini. Sebab, jarang untuk menemukan film dengan alur dan nuansa yang seperti “Fiksi” di zaman sekarang.

“Fiksi” mengangkat genre drama psikologi thriller. Tampilan suasana thriller-nya kompleks melalui batasan antara realitas dan fantasi. Batasan tersebut menjadi kabur ketika cinta menjadi obsesi yang berlebihan.

Kisah berpusat pada seorang perempuan bernama Alisha (Ladya Cheryl). Ia merupakan anak tunggal yang lahir dari keluarga kaya raya. Namun, ia merasa bahwa hidupnya terpenjara dan akhirnya mendapatkan alasan untuk keluar dari sana demi Bari (Donny Alamsyah), pujaan hati yang baru saja ia temui. Alisha rela tinggal di lingkungan yang baru dan melakukan berbagai hal di luar batas untuk cinta.

film "fiksi"
Tokoh Alisha diperankan oleh Ladya Cheryl. (Foto: IMDb)

Karakter Alisha sangat kompleks dan penuh dengan ‘lapisan’. Saat pertama kali melihat tokoh ini, kita mendapatkan kesan bahwa ia adalah perempuan yang pendiam. Padahal, jika orang-orang tahu cara ia berpikir dan apa isi kepalanya, mungkin mereka akan lari ketakutan. Sisi misterius ini akan membuat penonton menerka-nerka apa yang ada di pikirannya dan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

Namun di sisi lain, ia menunjukkan sisi manisnya ketika sedang memainkan alat musik selo. Alunan indah yang ia mainkan mampu menunjukkan perasaan cintanya yang hangat untuk Bari.

Sayangnya, ketertarikan Alisha yang tumbuh menjadi rasa cinta itu, berubah menjadi obsesi yang mengerikan.

Kisah ini berubah menjadi menegangkan setelah Bari menemani Alisha berkeliling di rumah susun tempat mereka tinggal. Perjalanan mereka ditemani dongeng oleh Bari mengenai kisah kehidupan orang-orang yang tinggal di tiap lantai. Dongeng tersebut merupakan fiksi yang ditulis Bari untuk bukunya yang belum pernah ia selesaikan.

Alisha yang sangat cinta kepada Bari, membantunya menyelesaikan buku itu dengan cara yang membuat audiens geleng-geleng kepala.

Didukung akting dari Ladya Cheryl yang berhasil menghidupkan karakter Alisha ini, mampu membuat kita berpikir bahwa ia benar-benar ‘sakit’ kejiwaannya.

Baca juga “Sound of Metal: Kisah Musisi pada Krisis Gangguan Pendengaran”

Sebenarnya plot utama yang terlihat dari “Fiksi” adalah thriller yang cukup terbaca. Namun, film ini tidak hanya sekadar menawarkan plotnya, lebih terpusat pada eksplorasi karakter Alisha tersebut.

Walaupun tokoh Alisha penuh teka-teki, penonton akan tetap mengerti dengan alurnya yang rapi begitu Alisha menjalankan aksinya. Kronologi yang disuguhkan dalam film ini akan membawa kita melihat perjalanan Alisha demi orang yang ia cintai.

“Fiksi” memang memiliki unsur romansa di dalamnya, tetapi nuansa tersebut tidak akan merusak inti cerita, malah memperkuat motif Alisha akan obsesi cintanya.

Seluruh aspek mulai dari tokoh utama, karakter pendukung, dialog, hingga latar tempatnya, menjadikan “Fiksi” tidak terasa hambar dan sepi. Sederhana, tetapi mampu membuat kita terpukau.

Satu hal yang perlu dicatat, karena film ini merupakan produksi tahun 2008, maka gambar dan kualitas film ini tentunya jauh berbeda dibandingkan dengan film-film sekarang ini. Namun, itu menjadi salah satu poin tambahan untuk membuat para penontonnya turut merasakan nuansa yang suram, gelap dan hangat.

Ultimates bisa menonton film ini melalui Netflix. Sekali kalian mendengar alunan selo yang dimainkan Alisha, kalian akan terjebak antara kisah fiksi dan realitas hidupnya!

Penulis: Vanessa Anabelle Herlin 

Editor: Alycia Catelyn

Foto: Cinesurya

Sumber: cultura.id

Tags: 20082022entertainmentfiksifilmFilm Indonesiahiburanmoviemoviespsikologi thrillerrekomendasi filmreviewReview Filmreview film Indonesiaromansathriller
Vanessa Anabelle

Vanessa Anabelle

Related Posts

poster our blues
Hiburan

“Our Blues” : Haru Biru Kehidupan yang Tidak Selamanya Ceria

June 15, 2022
Runtuh
Hiburan

“Runtuh”: Mengapa Manusia Selalu Dituntut Bahagia?

May 26, 2022
“Tomorrow” Ungkap Keputusan Mengakhiri Hidup Yang Tak Mudah
Film

“Tomorrow” Ungkap Keputusan Mengakhiri Hidup yang Tak Mudah

May 19, 2022
Next Post
Asam lambung

Kenali Makanan Pemicu Asam Lambung

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ten − 10 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pusat Perbelanjaan yang Dapat Dijangkau dengan MRT Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021