JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Novel sastrawan besar Indonesia Mochtar Lubis bertajuk Jalan Tak Ada Ujung akan segera diangkat ke dalam produksi layar lebar. Digarap oleh pasangan ‘Marlina’ yakni Mouly Surya dan Rama Adi, film ini rencananya akan tayang pada 2020 mendatang.
Jalan Tak Ada Ujung berkisah mengenai seorang guru bernama Isa yang hidup kala Indonesia berada dalam pendudukan Jepang. Berlatar ketegangan perang kota pada September 1946-Juli 1947 di Jakarta, Jalan Tak Ada Ujung menggambarkan perjuangan Isa mencari keberanian dan mengatasi masalah ‘ranjang’ di kehidupan rumah tangganya.
Mouly Surya mengaku tertarik untuk memindahkan kisah Isa ke medium film karena gaya bahasa Mochtar Lubis yang sangat sinematik. Melansir dari CNNIndonesia.com, perempuan kelahiran 1980 ini mengaku sangat mencintai film bertema perang.
“Saya selalu bermimpi mengerjakan adaptasi dari buku. Saya sangat senang membaca dan menulis sejak kecil. Niatan untuk membuat film hasil adaptasi buku ini datang dari situ,” ujar Mouly dalam acara jumpa media resminya di Jakarta Convention Center, Senayan, Kamis (13/09/18).
Novel ini sangat membekas bagi Mouly yang memiliki latar belakang pendidikan dunia sastra. Bahkan, ia mengaku telah jatuh cinta pada novel yang diterbitkan pada 1952 ini sejak membaca bab pertamanya.
Tak ingin mengecewakan para penggemar Mochtar Lubis sekaligus para penikmat filmnya, sutradara Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak ini berbagi kursi penulis naskah dengan sang suami, Rama Adi. Dalam film ini, Rama juga berperan sebagai produser bersama Fauzan Zidni.
Tahun ini, Mouly dan kawan-kawan akan berfokus dalam proses penggarapan naskah dan pemilihan aktor. Proses produksi baru akan dimulai pada 2019 mendatang.
“Kami sedang proses garap naskah, ini saja kami terus belajar sejarah. Bahkan karena film ini, saya pikir saya bisa jadi ahli sejarah,” canda Mouly.
Mochtar Lubis merupakan satu dari deretan sastrawan besar di Indonesia. Lahir pada 1922, Mochtar merupakan pendiri harian Indonesia Raya yang dibredel pemerintah karena kerap melancarkan kritik atas keberlangsungan pemerintahan kala itu. Dengan karya yang kritis serta membebaskan, Mochtar mendapat perhatian dunia dan mendapatkan sejumlah penghargaan seperti Ramon Magsaysay Award dan Golden Pen of Freedom.
Penulis: Diana Valencia
Editor: Geofanni Nerissa Arviana
Foto: Indonesian Writers