SERPONG, ULTIMAGZ.com – Game lokal bertajuk Dreadout yang dirilis pada tahun 2014 oleh Digital Happiness, merupakan salah satu karya anak bangsa yang berhasil dikenal dunia internasional. Dengan judul sama, pada 3 Januari 2019 silam, film Dreadout telah rilis di bioskop lokal tanah air.
Mengangkat adaptasi kisah sebelum terjadi dalam versi game (prekuel), film ini masih mengangkat Linda (Caitlin Halderman) sebagai tokoh utama dari film tersebut.
Dreadout menjadi film horor Indonesia pertama yang diadaptasi dari sebuah game yang buatan Indonesia juga. Film Dreadout digarap oleh Kimo Stamboel dari The Mo Brothers, yang sebelumnya menggarap Rumah Dara dan Headshot. Produksi film Dreadout juga melibatkan goodhouse.id dan bekerja sama dengan SkyMedia (Screenplay), Lyto Game dan CJ Entertaiment.
Film Dreadout bercerita tentang sekelompok siswa SMA kelas 12 yang merasa terancam reputasi di sosial media dan untuk itu mereka harus live di sebuah gedung kosong bekas rumah susun. Lalu, mereka menemukan sesuatu yang unik dan akhirnya terlibat dalam sebuah petualangan seram.
Aktor dan aktris muda Indonesia yang terlibat dalam film Dreadout, selain Caitlin Halderman—ialah Jefri Nichol (Erik), Marsha Aruan (Jessica), Ciccio Manassero (Alex), Susan Same (Dian) dan Irsyadillah (Beni). Dalam film, Linda merupakan adik kelas mereka dan hanya membantu mereka untuk masuk ke dalam gedung rusun kosong tersebut. Adapun peran tokoh tambahan yaitu Satpam Heri yang diperankan Mike Lucock.
Salah satu ruangan di gedung tersebut membawa mereka masuk ke dalam dunia gaib. Sosok hantu yang hadir dalam film Dreadout ini adalah pocong dengan celurit dan seorang wanita memakai kebaya merah (Risa Melati Adams), kedua sosok ini juga muncul dalam game. Senjata untuk mengalahkan hantu-hantu tersebut dengan cara mengambil foto dengan flash dari handphone Linda.
Kurang Menceritakan Asal Usul Cerita ‘Dreadout’ Versi Game
Dari cerita yang dihadirkan oleh film Dreadout ini, tersajikan cukup horor klasik dengan ada beberapa plot twist yang hadir dan tidak terlalu mengecewakan. Jika Ultimates menonton dengan memerhatikan bisa saja menebak plot twist tersebut. Namun, kisah yang diangkat kurang menceritakan kejadian sebelum cerita versi game. Beberapa aspek dari ceritanya pun dekat dengan kehidupan anak muda sekarang, yaitu smartphone.
Dalam game Dreadout, Linda sedang dalam perjalan bersama keempat teman dan gurunya. Kemudian, perjalanan mereka terhambat karena mereka tanpa sengaja menemukan sebuah kawasan yang sepi. Pada dasarnya, game Dreadout menceritakan kisah horor yang dibalut dengan budaya Indonesia. Film Dreadout yang mengangkat cerita prekuel versi game, sayangnya hanya sedikit mengangkat asal-usul Dreadout.
Menilik efek visual dan suara horor dalam film Dreadout dapat diacungi jempol karena terlihat seperti nyata dan memberi kesan tegang. Adegan-adegan jump scare dalam film horor ini terletak dalam waktu yang pas dan berhasil membuat penonton mengalihkan pandangan mereka sebentar.

Akting dari aktor dan aktris yang terlibat pun juga terasa sangat natural seperti memang mereka yang mengalami cerita tersebut. Beberapa aktor dan aktris pun keluar dari karakter yang biasanya mereka perankan.
Seperti Ciccio yang dalam serial Cinta dan Rahasia berperan menjadi seorang yang tenang, dalam Dreadout karakternya menjadi bad boy yang kelakuannya barbar. Lalu, akting dari Caitlin dan Marsha pun juga berbeda dari karakter yang biasanya mereka perankan.
Dengan latar tempat yang berputar di tempat yang sama dan tokoh yang tidak terlalu banyak, cerita yang diusung Dreadout lagi–lagi berhasil membawa penontonnya untuk fokus dan paham dengan ceritanya. Namun, mungkin beberapa saat akan merasa bosan dengan latar yang itu-itu saja.
Ceritanya pun tidak bertele-tele dan langsung masuk ke bagian horor. Dalam menaikkan suasana penonton setelah adegan seram, Dreadout juga hadir dengan celetukan lelucon dari para tokohnya. Jadi memang ada beberapa adegan yang membuat satu bioskop tertawa saat menyaksikan film horor.
Kimo Stanboel dapat dikatakan berhasil menggarap film Dreadout yang diadaptasi dari game. Sejak kemarin (15/01/19), melalui akun official Instagram @film_dreadout, sudah sebanyak 730.703 jumlah penonton yang masuk. Film Dreadout pun juga direncanakan masuk ke pasar internasional.
“Saya sangat antusias, akhirnya setelah sekian lama, game Dreadout diangkat ke layer lebar,” kata CEO Digital Happiness Rahmat Imron yang merupakan pembuat game Dreadout, dikutip dari kompas.com.
Dreadout masih diputar di beberapa bioskop tanah air. Jika Ultimates penasaran dengan game Dreadout, game-nya tersedia di platform game Steam atau bisa menonton walkthrough game Dreadout yang diulas oleh PewDiePie di kanal youtubenya.
Penulis: Rachel Rinesya Putri
Editor: Felix
Foto: kincir.com, cnnindonesia.com
Sumber: kompas.com, id.techasia.com, gridgames.grid.id, imdb.com
Saya sangat suka dengan ulasan ini! Film Dreadout benar-benar menghadirkan pengalaman seram yang unik dan terasa dekat dengan benang merah cerita dari gamenya. Sudut pandangnya menarik, dan saya tidak sabar untuk menonton film ini. Terima kasih sudah membagikan pendapat yang mendalam!
Saya sangat tertarik dengan ulasan tentang film Dreadout ini! Sebagai penggemar game-nya, saya penasaran bagaimana elemen horor dari game berhasil diadaptasi ke layar lebar. Apakah film ini bisa menyampaikan ketegangan dan atmosfer yang sama? Terima kasih atas reviewnya!
Saya sangat menikmati ulasan ini! Menarik sekali melihat bagaimana Dreadout diadaptasi menjadi film. Semangat untuk mendukung film horor Indonesia yang penuh dengan nuansa budaya lokal. Tidak sabar untuk menonton dan merasakan ketegangan yang diceritakan dalam game!