Jiwaku mengambang tinggi, terus melayang-layang
Nyawaku dirampas, namun kita yang jaya perang
JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Dua tahun lalu, pada Aksi Kamisan ke-600, sebuah paduan suara yang diisi para musisi menyanyikan “Berita Kehilangan” milik grup band Feast. di depan Istana Negara. Kini, setelah hampir 700 Kamis, negara masih belum juga menepati janjinya untuk menuntaskan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat pada masa lalu. Di sisi lain, sekumpulan penulis, bersama dengan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), berupaya melawan lupa melalui antologi Berita Kehilangan.
Disunting oleh Sabda Armandio, Berita Kehilangan menyajikan 20 cerita pendek tentang penghilangan paksa karya 20 penulis terpilih. Kisah dan isu yang diangkat pun beragam, mulai dari pembunuhan massal ’65, pemerkosaan massal ’98, perampasan tanah masyarakat adat, sawit, pertambangan, hingga reforma agraria. Namun, ada benang merah menyala yang menghubungkan cerita-cerita tersebut. Mereka semua bicara tentang pembunuhan, penghilangan, dan pemberangusan, seringkali oleh aparat negara yang telah bersumpah untuk taat kepada Undang-Undang Dasar ’45.
Apa mereka tak tahu bahwa di negeri ini, nyawa manusia dilindungi oleh Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28A? Apakah mereka tak tahu bahwa bahkan maling uang rakyat dan gembong narkoba paling bejat sekali tak pantas dihukum mati?
“Kata guru ngajiku, mengambil nyawa manusia itu tugas Izrail, bukan tugas aparat.”
— “Setrika Jago”, Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sayang, dalam sejarah Indonesia, penghilangan paksa dan pembunuhan di luar hukum (extrajudicial killing) memang bukan hal yang sulit kita temui, meski keduanya dikategorikan sebagai pelanggaran HAM berat. Pada bulan September Hitam ini, misalnya, kita mengingat 17 tahun terbunuhnya Munir Said Thalib di udara, pembunuhan massal 1965, Tragedi Tanjung Priok, dan Tragedi Semanggi II.
Namun, sesungguhnya, berita kehilangan bisa datang kapan saja. Ia menghantui kita sehari-hari. Di tengah iklim demokrasi yang carut-marut dan represi kebebasan berpendapat seperti saat ini, aktivis-aktivis ditangkapi, mahasiswa dipukuli, dan rakyat dibungkam, bahkan ketika mereka hanya menggambar mural. Orang-orang mungkin saja mengetuk pintu rumah kita pada suatu hari yang cerah, mengabarkan berita hilangnya kita dari peradaban.
“Pemerintah Indonesia seakan tidak punya alternatif untuk menjawab persoalan-persoalan sosial dan ekonomi selain menjadi otoriter, dan kita hanya bisa berkata: Apa boleh buat?”
— “Pengantar Editor”, Sabda Armandio
Hingga kini, praktik penghilangan orang secara paksa masih terjadi. Dalam Catatan Hari HAM 2020 KontraS, tercatat setidaknya dua kasus penghilangan paksa yang dialami Warga Negara Indonesia (WNI) selama lima tahun terakhir. Ruth Sitepu hilang secara misterius di Malaysia pada November 2016. Suaminya juga. Mereka diduga dihilangkan paksa oleh aparat rahasia negara. Selain itu, dua orang pemuda di Intan Jaya, Papua juga diduga diculik anggota Tentara Republik Indonesia (TNI) pada 21 April 2020. Keempat orang tersebut belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Respons negara? Abai. Tak mencari, tak mengusut.
Kembali mengutip Dio, kita seolah digantung dan hanya bisa berkata “Apa boleh buat?” Apa yang kita bisa kita harapkan dari negara yang bahkan belum mengakui pembunuhan Munir dan Marsinah sebagai pelanggaran HAM berat? Padahal, langkah pertama dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM adalah mengakui bahwa kasus tersebut merupakan pelanggaran HAM.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam dokumen “UN Approach to Transitional Justice”, terdapat lima komponen yang perlu dilakukan negara untuk menyelesaikan pelanggaran HAM di masa lampau dengan tujuan memastikan akuntabilitas, menyediakan keadilan, dan mencapai rekonsiliasi:
- melakukan inisiatif-inisiatif persekusi;
- memfasilitasi inisiatif-inisiatif pengungkapan kebenaran;
- memperbaiki dan memulihkan kehidupan korban;
- mereformasi institusi untuk menjamin pelanggaran HAM tidak terjadi lagi; dan
- menjalankan konsultasi nasional yang inklusif dan peka konteks.
Membaca Berita Kehilangan memang berat. Ia memicu amarah dan keputusasaan. Namun, hingga keadilan transisional terpenuhi, kita perlu terus melawan lupa, merawat ingatan, dan menagih janji-janji negara, bersama-sama.
Penulis: Charlenne Kayla Roeslie
Editor: Nadia Indrawinata
Foto: borobudurwriters.id
Sumber: kontras.org, un.org
I’m impressed, I need to say. Actually hardly ever do I encounter a weblog that’s both educative and entertaining, and let me inform you, you’ve got hit the nail on the head. Your idea is outstanding; the difficulty is one thing that not sufficient individuals are talking intelligently about. I am very completely satisfied that I stumbled across this in my search for something referring to this.
Absolutely written content, Really enjoyed reading.
Generally I don’t read article on blogs, but I wish to say that this write-up very forced me to try and do so! Your writing style has been amazed me. Thanks, quite nice post.
What i do not realize is in reality how you are now not really much more well-liked than you may be right now. You are very intelligent. You recognize therefore considerably in the case of this topic, made me individually consider it from so many various angles. Its like men and women are not fascinated unless it is something to do with Girl gaga! Your personal stuffs great. All the time handle it up!
I’ve recently started a site, the information you offer on this website has helped me greatly. Thank you for all of your time & work.
I wanted to post you that very small observation to finally thank you so much again with your wonderful tips you’ve shared in this case. It was really pretty generous of you to grant unhampered just what many individuals could possibly have made available for an e-book to end up making some profit on their own, most importantly considering that you might have tried it in case you wanted. These smart ideas additionally served to become easy way to be sure that many people have a similar eagerness like my personal own to realize very much more related to this condition. I am certain there are thousands of more enjoyable moments up front for those who check out your blog post.
It’s onerous to find knowledgeable people on this topic, however you sound like you recognize what you’re speaking about! Thanks
I like your writing style really enjoying this web site.
good post.Ne’er knew this, thanks for letting me know.
he blog was how do i say it… relevant, finally something that helped me. Thanks
An interesting discussion is worth comment. I think that you should write more on this topic, it might not be a taboo subject but generally people are not enough to speak on such topics. To the next. Cheers
You have mentioned very interesting points! ps decent website .
Enjoyed studying this, very good stuff, thanks. “It is well to remember that the entire universe, with one trifling exception, is composed of others.” by John Andrew Holmes.
Hey there! I’ve been reading your blog for a while now and finally got the bravery to go ahead and give you a shout out from Atascocita Texas! Just wanted to say keep up the fantastic work!
I like this post, enjoyed this one thanks for posting. “No trumpets sound when the important decisions of our life are made. Destiny is made known silently.” by Agnes de Mille.
I am not really fantastic with English but I come up this rattling easygoing to translate.