• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, June 1, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lainnya

Ketahui Dampak Buruk Konsumsi Daging bagi Lingkungan

by Christabella Abigail Loppies
September 12, 2022
in Lainnya
Reading Time: 3 mins read
Ilustrasi olahan daging

Ilustrasi olahan daging. (Foto: unsplash.com)

0
SHARES
199
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Permasalahan lingkungan akibat efek rumah kaca telah menjadi isu berkepanjangan yang terus mengancam hidup manusia. Pemanasan global tidak dapat dihindari seiring meningkatnya produksi gas rumah kaca dari aktivitas hidup manusia. 

Mulai dari penggunaan kendaraan bermotor yang menghasilkan emisi gas buang hingga barang-barang elektronik seperti air conditioner (AC) dan lemari es yang menimbulkan gas klorofluorokarbon (CFC). Namun, pola konsumsi makanan manusia pun ternyata turut berperan besar pada peningkatan pemanasan global. 

Baca juga: Lakukan 5 Cara Sederhana Ini Untuk Kurangi Limbah Makanan 

Dilansir dari nationalgeographic.grid.id, manusia adalah spesies omnivora, yakni pemakan tumbuhan sekaligus daging. Pola konsumsi daging inilah yang dapat membawa dampak buruk bagi lingkungan. Profesor riset bidang lingkungan dari Bard College, Gidon Eshel, PH.D. mengungkapkan bahwa daging merupakan salah satu sumber daya yang paling tidak efisien di bumi. 

Bagaimana daging membahayakan lingkungan?

Daging menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca yang paling kuat. Hal ini juga berasal dari hewan ternak seperti sapi yang mengeluarkan metana saat proses konsumsi makanan.

“Saat sapi makan, mereka mengunyah dan saat itulah keluar sejumlah besar metana dari mulut sapi ke atmosfer,” jelas Gidon dalam film dokumenter National Geographic yang berjudul “Before the Flood”.

Di Amerika Serikat, sebesar 70 persen dari lahan digunakan untuk peternakan. Jumlah yang besar tersebut membuat hewan ternak menjadi penyumbang metana paling besar dibanding emisi dari sumber lainnya. 

“Sebesar 10 sampai 12 persen dari total emisi di Amerika Serikat berasal dari daging. Ini adalah hal yang mengejutkan,” ujar Gidon.

Gidon juga mengungkapkan bahwa metana jauh lebih berbahaya atau berdampak buruk bagi atmosfer daripada gas karbon dioksida yang telah lebih banyak mencemari lingkungan. Pasalnya, satu molekul metana saja sudah setara dengan 23 molekul karbon dioksida. 

Manusia yang mengonsumsi 227 gram hamburger akan menghasilkan metana setara dengan mereka yang menggunakan AC selama 24 jam. Hal ini juga sama dengan menyalakan lampu 60 watt selama 200 jam dan mengendarai mobil sejauh 68 kilometer. Dengan kata lain, mengonsumsi daging dalam jumlah yang sedikit saja sudah bisa menghasilkan dampak yang sedemikian buruk bagi lingkungan.

Langkah untuk mengatasi hal ini

Gidon mengatakan, perubahan pola makan bisa menjadi langkah awal yang tepat untuk mengatasi hal ini. Contohnya, pola konsumsi vegetarian yang juga sudah cukup umum diterapkan oleh banyak orang. Orang yang menganut pola konsumsi ini tidak makan daging, tetapi hanya mengonsumsi makanan dari tumbuhan seperti sayur, kacang, biji-bijian, dan umbi-umbian.

Baca juga: Serba-Serbi Vegan dan Vegetarian: dari Manfaat hingga Perbedaannya

Meskipun demikian, Gidon pun mengungkapkan bahwa tentu tidak semua orang bisa berhenti mengonsumsi daging. Pasalnya, memakan daging sudah menjadi budaya bagi banyak orang selama bertahun-tahun dan tak lepas pula dari bawaan manusia sebagai spesies omnivora. 

Oleh karena itu, Gidon menyarankan untuk tak harus berhenti sepenuhnya memakan daging. Alih-alih menjadi vegetarian, manusia bisa memulai langkah awal dengan mengurangi jumlah konsumsi daging sedikit demi sedikit dan menggantinya dengan produk alternatif lain. Apabila dilakukan secara berkala, langkah ini pun dapat bermanfaat untuk mencegah peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global.

 

 

Penulis: Christabella Abigail Loppies

Editor: Jessica Elisabeth

Foto: Unsplash.com

Sumber: Dokumenter National Geographic “Before The Flood”, nationalgeographic.grid.id, republika.co.id, kumparan.com

Tags: AtmosferBefore the floodcfcdagingdokumenterEfek Rumah Kacagas rumah kacaGidon EshelklorofluorokarbonlingkunganMakan dagingMetananational geographicpemanasan globalPola KonsumsiSapiTernakvegetarian
Christabella Abigail Loppies

Christabella Abigail Loppies

Related Posts

Aksi Kamisan ke-860 digelar di seberang Istana Merdeka, Kamis (08/05/25), untuk mengenang Marsinah dan menolak wacana Soeharto sebagai pahlawan nasional. (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Mengenang 32 Tahun Kematian Marsinah Lewat Aksi Kamisan Ke-860

May 14, 2025
Kapel Sistina dalam pelaksanaan konklaf. (reuters.com)
Lainnya

Kenali Konklaf: Proses Pemilihan Paus yang Sangat Dirahasiakan

May 13, 2025
Asap putih yang mengepul di cerobong asap Kapel Sistina, Vatikan. (kompas.com)
Lainnya

Asap Putih Telah Keluar, Paus Baru Sudah Dipilih!

May 13, 2025
Next Post
Ultima Sonora di 2nd Soegijapranata Choral Festival

Ultima Sonora Bawa Pulang Medali Emas dari 2nd Soegijapranata Choral Festival

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021