• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, June 8, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Swiss Buat Referendum agar Diskriminasi Kelompok LGBTQ+ Ilegal

by Ignatius Raditya Nugraha
February 13, 2020
in Iptek, Lainnya
Reading Time: 2 mins read
Swiss Buat Referendum agar Diskriminasi Kelompok LGBTQ+ Ilegal

Swiss membuat referendum untuk melegalkan hukum yang melindungi kelompok LGBTQ_+ atau tidak. (Foto: Reuters).

0
SHARES
182
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SWISS, ULTIMAGZ.com — Swiss melaksanakan referendum untuk memperluas Undang-Undang antirasisme agar dapat melindungi kaum lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer atau questioning (LGBTQ+). Jika hasil pemungutan suara ini lolos, diskriminasi berbasis orientasi seksual dan identitas gender akan menjadi ilegal.

Pada Minggu (09/02/20), hasil terakhir dari tempat pemungutan suara menunjukkan bahwa 63,1 persen pemilih mendukung hukum antidiskriminasi dan 36,9 persen pemilih menolaknya. Dengan munculnya angka tersebut, komunitas Pink Cross Switzerland mengatakan, masa ini merupakan tanda yang kuat untuk penerimaan kaum LGBTQ+.

“Hal ini membuktikan tanda kuat penerimaan untuk lesbian, gay dan biseksual. Setelah jelas ya, komunitas LGBTQ+ akan menggunakan momen ini untuk mencapai implementasi yang konsisten dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta menegakkan kesetaraan pernikahan,” ujar komunitas Pink Cross Switzerland, seperti yang ditulis bbc.com.

Sebenarnya, Swiss telah membuat Undang-Undang untuk melarang pembedaan perlakuan karena ras atau agama. Akan tetapi, Perwakilan Swiss Lesbian Organisation Anna Rosenwasser mengatakan, hukum Swiss masih belum berfokus untuk menangani diskriminasi berbasis orientasi seksual. 

Anna merasa resah karena Swiss tidak seperti negara Eropa lainnya, seperti Belgium, Jerman, Prancis, dan Irlandia yang sudah memiliki aturan terkait orientasi seksual. Tak hanya itu, Swiss diketahui hanya menduduki negara ke-23 dari 49 Negara di peta pelangi yang menghormati hak-hak LGBTQ+.

Tak selesai sampai situ, Anna juga mengingatkan bagaimana orang-orang dari kelompok LGBTQ+ lebih rentan melakukan aksi bunuh diri dibandingkan dengan orang-orang heteroseksual. Faktanya, angka bunuh diri orang queer berjumlah lima kali lipat jika dibandingkan dengan orang heteroseksual. Oleh karena itu, Anna menganggap keberadaan hukum untuk melindungi kelompok LGBTQ+ sangat diperlukan di Swiss.

Apabila referendum ini lolos, berbagai tindakan yang dianggap mendiskriminasi kelompok minoritas seksual akan menjadi ilegal. Pemerintahan Swiss akan melarang tindakan secara terbuka yang merendahkan, mendiskriminasi, atau memprovokasi kebencian terhadap orang-orang berdasarkan orientasi seksual. Sebagai contohnya, pemilik restoran, bioskop, dan fasilitas publik, seperti kolam renang, tidak akan bisa mengusir orang-orang kelompok minoritas seksual.

Di lain sisi, beberapa partai kecil religius di Swiss mengatakan, kebebasan berpendapat akan menjadi terancam bila referendum ini lolos. Selain itu, hukum terhadap pencemaran nama baik juga sudah ada dan sah di Swiss. Namun, pemilih yang mendukung hukum antidiskriminasi menampik alasan tersebut karena menurut mereka, hukum itu tidak akan menutup debat publik yang benar, kecuali memprovokasi kebencian dan diskriminasi.  

 

Penulis: Ignatius Raditya Nugraha

Editor: Elisabeth Diandra Sandi

Foto: reuters

Sumber: bbc.com, theguardian.com, independent.co.uk, tempo.co

Tags: diskriminasiHukumLGBTLGBTQLuar Negeriseksualitasswiss
Ignatius Raditya Nugraha

Ignatius Raditya Nugraha

Related Posts

Aksi Kamisan ke-860 digelar di seberang Istana Merdeka, Kamis (08/05/25), untuk mengenang Marsinah dan menolak wacana Soeharto sebagai pahlawan nasional. (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Mengenang 32 Tahun Kematian Marsinah Lewat Aksi Kamisan Ke-860

May 14, 2025
Kapel Sistina dalam pelaksanaan konklaf. (reuters.com)
Lainnya

Kenali Konklaf: Proses Pemilihan Paus yang Sangat Dirahasiakan

May 13, 2025
Asap putih yang mengepul di cerobong asap Kapel Sistina, Vatikan. (kompas.com)
Lainnya

Asap Putih Telah Keluar, Paus Baru Sudah Dipilih!

May 13, 2025
Next Post
Gerak Perempuan Bersihkan Pelecehan Seksual di Dunia Pendidikan

Gerak Perempuan Bersihkan Pelecehan Seksual di Dunia Pendidikan

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021