• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, May 11, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Pola Tidur Polifasik: Di Balik Jadwal Tidur yang Tersebar

by Louis Brighton Putramarvino
February 24, 2021
in Iptek, Lifestyle
Reading Time: 2 mins read
Ilustrasi Pola Tidur Polifasik

Pola tidur polifasik menggunakan jadwal tidur yang tersebar dalam kurun waktu sehari. (Foto: pexels.com)

0
SHARES
842
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com — Bagi orang sibuk, terkadang padatnya jadwal dan banyaknya tugas mencegah mereka untuk mampu mendapatkan istirahat yang cukup. Hal ini dapat menghasilkan usaha yang tidak produktif akibat tubuh yang lelah.

Oleh karena itu, muncul suatu pola tidur polifasi dengan membagi jadwal tidur menjadi beberapa sesi dalam kurun waktu satu hari. Pembagian waktu tidur dalam pola ini terbagi dalam beberapa tipe, antara lain: Everyman, Uberman, dan Dymaxion. Berikut adalah penjelasan dari ketiga tipe pola tidur tersebut dilansir dari sleepcouncil.org.uk.

1. Everyman
Pola tidur yang dikemukakan oleh Marie Staver ini terdiri dari satu tidur panjang sekitar tiga jam ditambah dengan tiga kali istirahat singkat selama 20 menit. Total waktu tidur yang diperoleh mencapai empat jam dalam kurun waktu sehari.

2. Uberman
Pola tidur ini juga dikemukakan oleh Marie Staver dan terdiri dari enam kali istirahat singkat selama 30 menit. Total waktu tidur yang diperoleh mencapai tiga jam dalam kurun waktu sehari.

3. Dymaxion
Pola tidur yang dikemukakan oleh Buckminster Fuller ini terdiri dari dua kali istirahat singkat selama 30 menit setiap enam jam. Total waktu tidur yang diperoleh mencapai dua jam dalam kurun waktu sehari.

Tentu saja pola tidur seperti ini akan memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Dilansir dari verywellhealth.com, pola tidur ini dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja karena waktu tidur yang berkurang. Selain itu, pola tidur ini dapat memenuhi tuntutan pekerjaan yang terkadang membuat kita tidak memiliki waktu tidur yang cukup. Akan tetapi, pola tidur ini dapat mengakibatkan kekurangan tidur karena normalnya manusia harus tidur setidaknya selama 7-8 jam.

Dilansir dari time.com, direktur dari University of California Los Angeles Sleep Disorders Center, Dr. Alon Avidan mengatakan “Ada sangat sedikit data — tidak satu pun dalam literatur medis — dari studi klinis yang dirancang dengan cermat yang menunjukkan bahwa pola tidur polifasik memiliki keunggulan dalam pengobatan tidur manusia.”

Dr. Alon menambahkan “Jika individu yang tidur dengan cara tersebar berakhir kurang tidur secara keseluruhan, maka itu memiliki konsekuensi terhadap kesehatan.” Konsekuensi yang dimaksud termasuk gangguan kognitif, masalah pada ingatan dan risiko kecelakaan yang lebih tinggi.

Melihat hal tersebut, ada baiknya jika Ultimates berpikir ulang apabila tertarik untuk mengimplementasikan pola tidur polifasik. Ada banyak hal yang harus diperhatikan sebelum memulai pola tidur ini. Maka dari itu, ada baiknya untuk mempertimbangkan pro dan kontra dari pola tidur ini sesuai dengan kondisi tubuh sebelum mencobanya.

Penulis: Louis Brighton Putramarvino
Editor: Agatha Lintang
Foto: pexels.com
Sumber: sleepcouncil.org.uk, www.verywellhealth.com, time.com

Tags: artikelserieskesehatandymaxioneverymanpola tidurpola tidur polifasikpolifasiktidurtidur polifasikuberman
Louis Brighton Putramarvino

Louis Brighton Putramarvino

Related Posts

Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). (kompas.com)
Iptek

Kelamnya Sejarah Revolusi Indonesia: Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

May 9, 2025
Ilustrasi sorgum. (Pixabay/Bishnu Sarangi)
Iptek

Sorgum: Harapan Pangan Nasional di Tengah Krisis Iklim

May 7, 2025
Seseorang membawa tulisan saat unjuk rasa #MeToo pada 2018. (Getty Images/Stephanie Keith)
Lifestyle

Saat Dunia Melihat dan Mendengar: Kisah di Balik Gerakan #MeToo

May 5, 2025
Next Post
hidroksiklorokuin

Bahaya Hidroksiklorokuin dan Klorokuin sebagai Obat COVID-19

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021