• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Saturday, May 10, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan Literatur

“Tuesdays with Morrie” Ceritakan Kisah Hangat Guru dan Murid

by Vanessa Anabelle
February 24, 2022
in Literatur, Review
Reading Time: 3 mins read
morrie

Sampul buku “Tuesdays with Morrie”. (Sumber: amherstwire.com)

0
SHARES
379
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Coba Ultimates bayangkan ini, bertemu kembali dengan seseorang yang sangat dekat dan berperan besar bagi kehidupan muda kalian. Namun, kabar baik itu harus datang bersamaan dengan kabar buruk bahwa orang itu didiagnosis penyakit serius dan usianya tidak lama lagi. Apa yang akan kalian lakukan? 

Tuesdays with Morrie karya Mitch Albom merupakan salah satu buku terlaris yang pernah ia tulis. Melansir dari nytimes.com dan mitchalbom.com, buku ini sudah diterjemahkan ke lebih dari 50 bahasa, terjual lebih dari 17 juta cetak, pernah berada di dalam daftar buku nasional terlaris New York Times lebih dari 4 tahun, dan sekarang dinobatkan sebagai memoar terlaris sepanjang masa. 

morrie
Kebersamaan Morrie dan Mitch pada Selasa pagi. (Foto: mitchalbom.com).

Buku yang terbit pada 1997 ini bercerita tentang refleksi hidup seorang lelaki tua yang bernama Morrie Schwartz sebelum ia meninggal. Ia merupakan seorang profesor Sosiologi di Universitas Brandeis, tempat Mitch berkuliah 20 tahun sebelum buku ini dirilis. 

Pada saat itu, Morrie diprediksi hanya memiliki sisa waktu beberapa bulan menuju akhir hidupnya karena penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) yang dideritanya.

Semasa kuliah, Mitch sangat akrab dengan sang profesor. Menurut Morrie, ia merupakan anak yang spesial dan cerdas. Bahkan hal tersebut diungkapkannya kepada orang tua Mitch saat seremoni kelulusan. Pada saat itu juga ia berjanji untuk terus tetap berhubungan dengan sang profesor, tetapi sayangnya tidak terlaksana. 

Pada 1995, setelah enam belas tahun kelulusannya, Mitch melihat Morrie tampil di salah satu stasiun televisi. Dari sana, ia memutuskan untuk mencari kediamannya untuk berhubungan kembali. 

morrie
Salah satu dokumentasi pertemuan Morrie dan Mitch. (Foto: mitchalbom.com)

“My old friend,” bisik Morrie sembari memeluk Mitch ketika mereka bertemu. “You’ve come back at last.” 

Sesuai dengan judulnya, Mitch menghadiri ‘kelas-kelas’ terakhir dari mantan profesornya setiap Selasa di kediaman Morrie. Kelas ini dimulai setelah sarapan dengan total satu orang murid saja. Topiknya tentang arti dari kehidupan yang diajarkan melalui pengalaman hidup. Tidak ada ujian akhir, tetapi muridnya diharapkan dapat menghasilkan sebuah karya tulis berdasarkan apa yang dipelajari. Akhirnya, lahirlah buku ini. 

Morrie mengajarkan kepada Mitch mengenai bagaimana seharusnya ia menghargai waktu, momen, dan juga memaknai kematian. Ada 14 kisah yang diangkat melalui empat belas minggu yang dihabiskan oleh Mitch dengan sang profesor. Mereka banyak membahas tentang dunia, keluarga, cinta, uang, emosi, pernikahan, pengampunan, penuaan, dan masih banyak lagi. 

Baca juga: “Girl In Pieces”, Eksplorasi Perjalanan Pemulihan Seorang Remaja

Berbeda dengan buku-buku jenis serupa, Tuesdays with Morrie menawarkan pembelajaran hidup yang sangat berharga dan menyentuh hanya dengan 192 halaman dengan ukuran buku yang bisa dibilang kecil. Setiap kisahnya ditulis dengan sangat indah, menggunakan bahasa yang sederhana, dan langsung pada intinya. Diikuti dengan beberapa kutipan langsung dari percakapan antara Morrie dan Mitch. 

morrie
Momen ketika Morrie sedang menikmati hidupnya dan tertangkap kamera. (Foto: mitchalbom.com)

Salah satu kutipannya: 

“As you grow, you learn more. Aging is not just decay…it’s growth. It’s more than the negative that you’re going to die, it’s also the positive that you understand that you’re going to die, and that you live a better life because of it.”

Buku ini menunjukkan hubungan yang murni dan hangat antara seorang guru dan muridnya. Murni karena seperti itulah seharusnya hubungan antara guru dan murid, begitu nyaman hingga menjadi sebuah persahabatan. Salah satu aspek pembelajaran yang paling penting adalah mendengarkan, yang juga membentuk dasar persahabatan.

Semua orang, khususnya anak muda, perlu membaca buku ini untuk membantu mereka lebih mengerti bagaimana harus menghadapi dunia ini dan mendapatkan nasihat untuk melaluinya. Semua orang butuh sosok Morrie di dalam hidup mereka. 

Buku ini akan membuat Ultimates dalam suasana hati yang melankolis. Namun, juga membuat kita berpikir tentang pengalaman, pelajaran, dunia dan kehidupan untuk waktu yang lama setelah selesai membacanya. 

 

Penulis: Vanessa Anabelle Herlin 

Editor: Alycia Catelyn 

Foto: amherstwire.com

Sumber: nytimes.com, mitchalbom.com

Tags: 2022bacabookbook reviewbooksbukugurulife changing bookliteracyLiteraturmembacaMitch AlbomMitchel AlbomMorrie Schwartzmuridnovelnovelspengembangan dirireadreadingreviewReview BukuTuesdays with Morrie
Vanessa Anabelle

Vanessa Anabelle

Related Posts

Potret Buku Surrounded by Idiots karya Thomas Erickson (penguin.com.au)
Literatur

Surrounded by Idiots: Mereka Bukan Idiot, Mereka Hanya Berbeda

May 7, 2025
Ilustrasi seseorang menggunakan frasa long time no see kepada rekannya (freepik.com)
Lifestyle

Bukan Bahasa Inggris Asli? Ini Cerita di Balik “Long Time No See”

April 30, 2025
Kumpulan buku-buku tentang masa Orde Baru. (goodreads.com)
Hiburan

Jangan Lupakan Sejarah: Ini 3 Rekomendasi Buku tentang Masa Orde Baru

March 23, 2025
Next Post
matcha dan teh hijau

Green Tea dan Matcha, Apa Bedanya?

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021