SERPONG, ULTIMAGZ.com – Oshikatsu merupakan dalam budaya pop di Jepang yang merujuk pada tindakan mendukung idola favorit. Baik menghadiri pertunjukan maupun sekadar mengekspresikan kekaguman di media sosial, oshikatsu telah menjadi bagian penting dari kehidupan penggemar modern, khususnya dalam budaya idol Jepang.
Melansir yahoo.com, oshikatsu berasal dari kata oshi yang berarti “favorit” atau “mendukung” dan katsu yang berarti “untuk mendukung” atau “memperkuat”. Istilah ini menggambarkan tindakan mendukung seorang idola seperti artis atau aktor.
Baca juga: Mari Bahas Wasabi, Bumbu Hijau Asal Jepang dengan Rasa Pedas yang Unik
Penggemar yang terlibat dalam oshikatsu mendedikasikan waktu, uang, dan energi untuk menunjukkan rasa cinta mereka terhadap idola favoritnya, serta seringkali menjadi sangat terlibat dalam karier idola tersebut. Budaya ini tidak hanya terbatas pada artis, tetapi juga meluas ke aktor, pemengaruh (influencer) media sosial, bahkan personalitas virtual.
Melansir news.viverse.com, oshikatsu mulai muncul pada akhir 1970-an dan 1980-an seiring dengan pesatnya perkembangan industri musik Jepang, khususnya dalam dunia idol. Pada masa ini, grup-grup idol seperti AKB48 dan Morning Musume mulai mendapatkan perhatian besar dari penggemar.
Para penggemar tidak hanya menyukai musik atau penampilan mereka, tetapi juga terlibat dalam aktivitas yang mendalam. Mereka biasanya turut menghadiri konser, membeli album dan merchandise, serta terlibat dalam berbagai acara penggemar.
Ternyata, oshikatsu juga memiliki dampak besar pada perekonomian dan revitalisasi Jepang. Melalui oshikatsu, orang-orang menjadi lebih tertarik dengan Jepang dan budayanya.
Akibatnya, banyak orang yang tertarik untuk mengunjungi Jepang dan menjadi kabar baik bagi perekonomian serta sektor pariwisata Jepang. Melansir japan.go.jp, oshikatsu telah menghasilkan 4,5 miliar yen untuk sektor pariwisata Jepang sejak 2021.
Baca juga: Mengenal Lebih “Geisha”, Si Penghibur Tradisional Asal Jepang
Meskipun oshikatsu mempererat komunitas penggemar, tidak semua orang setuju dengan kultur ini. Beberapa orang berpendapat bahwa komersialisasi penggemar dapat mendorong pengeluaran berlebihan. Selain itu, ada kekhawatiran tentang pemaksaan relasi antara idola dan penggemar yang tidak sehat serta kontrol agensi secara berlebihan terhadap kehidupan pribadi idola.
Oshikatsu dapat menjadi sebuah sarana untuk para penggemar menyuarakan dukungan mereka untuk idola favoritnya. Namun, menghormati batasan dan privasi idola di balik layar tetaplah penting. Jadi, apakah Ultimates tertarik dengan oshikatsu?
Penulis: Belva Putri P.
Editor: Jessica Kannitha
Foto: pexels.com/Teddy Yang
Sumber: yahoo.com, news.viverse.com, japan.go.jp