SERPONG, ULTIMAGZ.com–Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dunia memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional atau International Day of Sign Language (IDSL) dengan tema With Sign Language, Everyone is Included! pada Minggu (23/09/18). Tujuan dari peringatan ini tak lain adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat dalam perwujudan pemenuhan hak asasi manusia bagi komunitas tunarungu.
Sebelumnya, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan IDSL dirayakan pada tanggal 23 September setiap tahunnya sesuai dengan resolusi IDSL (A/C.3/72/L.36/Rev.1 – International Sign version). Resolusi tersebut awalnya tercipta dari konsensus selama pertemuan ke-48 Komite Ketiga Majelis Umum PBB pada November 2017. Namun, resolusi IDSL baru resmi diadopsi pada Sidang Umum PBB ke-72 pada Desember 2017 di New York, Amerika Serikat.
Resolusi ini awalnya diprakarsai oleh negara Antigua dan Barbuda yang terletak di Laut Karibia bagian timur dan diikuti oleh permintaan dari Federasi Tunarungu Dunia atau World Federation of the Deaf (WFD) kepada PBB. Akhirnya, pada sidang umum PBB ke-72, resolusi ini disetujui dan didukung oleh 97 negara anggota PBB lainnya.
Pemilihan tanggal 23 September oleh PBB sebagai Hari Bahasa Isyarat Internasional tak lepas dari munculnya Federasi Tunarungu Dunia yang juga didirikan pada September 1951 silam. Tujuh tahun setelah pembentukan tersebut, tepatnya pada September 1958, barulah diadakan Pekan Tunarungu Internasional atau International Week for the Deaf (IWDeaf). Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan masalah yang dihadapi komunitas tunarungu dalam kehidupan sehari-hari serta mengadvokasi hak-hak mereka. Oleh karena itu, PBB menetapkan IDSL perdana ini sebagai bagian dari rangkaian acara Pekan Tunarungu Internasional yang akan berlangsung pada 23-30 September 2018.
Mengutip data dari situs resmi World Federation of the Deaf, ada sekitar 72 juta tunarungu di dunia dan lebih dari 80 persen di antaranya tinggal di negara berkembang. Selain itu, terdapat 300 bahasa isyarat yang berbeda di dunia ini. Adanya Hari Bahasa Isyarat Internasional diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat dan juga meningkatkan kualitas hidup komunitas tunarungu.
Selain itu, menurut WFD, momentum ini juga bisa menjadi peluang bagi pemerintah, organisasi, dan komunitas di seluruh dunia untuk bersama-sama merefleksikan tantangan yang dihadapi oleh bahasa isyarat di era modern ini.
Penulis: Galuh Putri Riyanto
Editor: Geofanni Nerissa Arviana
Sumber: un.org, bda.org.uk, wfdeaf.org
Foto: PBB/Amanda Voisard