• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Saturday, March 25, 2023
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
No Result
View All Result

“Einstein and Eddington”: Ilmu Pengetahuan Tanpa Batas untuk Kebaikan

by Josephine Arella
March 9, 2023
in Film, Review
Reading Time: 3 mins read
Ilmu

Ilustrasi film "Einstein and Eddington" (Foto: bbc.co.uk)

0
SHARES
60
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Film “Einstein and Eddington” adalah film bergenre drama ilmu pengetahuan yang berlatarkan tahun 1914. Film ini menceritakan masa di saat masih banyaknya teori mengenai sains dan alam semesta yang belum rampung sepenuhnya. Era saat itu juga digambarkan oleh banyaknya ide abstrak, bahkan pertentangan mengenai suatu gagasan yang teorinya kini digunakan. 

Cerita ini dimulai dari ilmuwan asal Inggris Sir Arthur Eddington yang ditugaskan oleh pemimpin Universitas Cambridge, tempat ia mengajar, untuk menguji kebenaran teori gravitasi milik ilmuwan Jerman Albert Einstein. Sebab, saat itu, teori Einstein masih dipertanyakan kelogisannya.

Baca juga: “The Boy in the Striped Pyjamas” Kisahkan Sejarah Jerman yang Kelam

Satu-satunya teori yang saat itu sangat diagungkan adalah teori Hukum Newton milik ilmuwan Inggris yaitu Sir Isaac Newton sebagai bahan acuan berbagai penelitian. Namun, di masa tersebut, perang antara Inggris dan Jerman sedang gencar-gencarnya. Melihat Hukum Newton yang dicetuskan oleh bangsa Inggris begitu terkenal di kalangan dunia, menimbulkan keinginan Jerman untuk menyaingi. Atas dasar itu, Einstein diajak oleh bangsanya untuk menciptakan teori lainnya demi menyusul Inggris. 

Namun, Jerman begitu buta akan kekayaan ilmu pengetahuan dan memilih untuk menyalahgunakannya sebagai senjata pembunuh. Einstein tidak terima akan tindakan tersebut. Melalui film ini, Einstein memberi gambaran bahwa pendapat akan ilmu pengetahuan memang begitu luas dan berbeda-beda. 

Walaupun dipaparkan oleh orang sebangsa pun, belum tentu semua orang memiliki pandangan yang sama. Einstein memiliki pandangan bahwa manusia yang memiliki logika dan akal pemikiran, seharusnya dapat mengolah akal tersebut menjadi pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan. Bukan malah mendatangkan kerugian, terlebih digunakan untuk merusak hubungan antarmanusia.

Sementara itu, di tengah hiruk pikuk perang, Eddington sibuk dengan penelitiannya akan keterkaitan antara gravitasi dan luar angkasa. Dalam penelitiannya itu, ia mendapatkan pandangan dan pencerahan dari jurnal penelitian milik Einstein. Singkat cerita, tak peduli dengan peperangan antara bangsanya dan Jerman, ia menyurati Einstein untuk langsung mengetahui pendapat Einstein mengenai orbital Merkurius. 

Jawaban Einstein ternyata membuktikan pemikiran yang sama dengan Eddington. Atas petunjuk dan kerja sama tidak langsung itulah, Eddington berhasil membuktikan bahwa teori gravitasi yang dipaparkan Einstein lebih sempurna dibandingkan Newton. 

Eddington berpikiran luas dan mendengarkan pendapat dalam mengumpulkan pengetahuan guna membuktikan suatu ilmu. Tindakannya ini dapat menjadi bukti bahwa manusia mampu mengembangkan ilmu yang pada dasarnya sudah tersedia. 

Terutama, dalam kisah Eddington dan Einstein yang bekerja sama walaupun tiap-tiap negara mereka sedang bermusuhan, menunjukkan bahwa hal tersebut bukanlah penghalang. Kerja sama tersebut juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan yang begitu luas dapat dikumpulkan melalui siapa pun dan tidak terbatasi oleh apa pun. Akal tiap-tiap pribadi inilah yang mendatangkan berbagai pertukaran ide dan gagasan suatu cabang ilmu baru. 

Baca juga: Novel “Sesuk”: Wajah Baru Dalam Karya Tere Liye

Ilmu pengetahuan yang baik tentunya dapat mendatangkan kebaikan, tetapi ada pula ilmu pengetahuan yang digunakan untuk keburukan. Salah satu contohnya yaitu seperti yang digambarkan oleh film “Einstein and Eddington” ini. Tepatnya, saat Jerman menggunakan pengetahuan untuk membuat gas beracun yang ditujukan supaya tentara Inggris lumpuh. Hal inilah yang membuat Einstein tidak sejalan dengan ilmuwan sebangsanya. 

Seharusnya, manusia sebagai penggerak ilmu pengetahuan dapat berpikir dan mengambil tindakan sebijak-bijaknya. Penting bagi manusia untuk sadar bahwa kemampuannya dalam bernalar dapat melahirkan pengetahuan-pengetahuan yang haruslah digunakan untuk kebaikan. Hal tersebut juga dilakukan supaya ilmu pengetahuan dapat terus dimanfaatkan bagi keberlangsungan hidup banyak orang dan bukan malah sebagai ajang penjatuhan. 

 

 

Penulis: Josephine Arella 

Editor: Vellanda

Foto: bbc.co.uk

Sumber: panturanews.com

Tags: 1914Albert EinsteinEddingtonEinsteinEinstein and EddingtonfilmHukum Newtonilmu pengetahuanilmuwanInggrisJermanNewtonorbital merkuriusreviewSir Arthur EddingtonSir Isaac Newtonteoriteori gravitasi
Josephine Arella

Josephine Arella

Related Posts

Wilhelm Scream
Film

The Wilhelm Scream: Teriakan Ikonik dalam Dunia Perfilman

March 24, 2023
Kru dan pemain “Everything Everywhere All at Once” menang tujuh piala penghargaan di Oscar 2023, termasuk di kategori Film Terbaik. (Foto: Los Angeles Times/Myung J. Chun)
Film

“Everything Everywhere All at Once” Raup 7 Piala Oscar 2023, Termasuk Film Terbaik

March 14, 2023
Sampul “A Good Girl’s Guide to Murder” karya Holly Jackson yang mengisahkan seorang remaja mencoba mengungkit kasus pembunuhan. (Foto: beffshuff.com)
Literatur

“A Good Girl’s Guide to Murder”, Seorang Remaja Ungkit Kebenaran Kasus Pembunuhan

March 14, 2023
Next Post
Poster film “Suzume”. (Foto: Twitter/Suzume_Tojimari)

“Suzume” Resmi Tayang di Bioskop Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 × five =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pusat Perbelanjaan yang Dapat Dijangkau dengan MRT Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021