• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Wednesday, August 20, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan

“Girl In Pieces”: Eksplorasi Perjalanan Pemulihan Seorang Remaja

Alycia Catelyn by Alycia Catelyn
October 26, 2021
in Hiburan, Literatur, Review
Reading Time: 2 mins read
Sampul novel “Girl In Pieces” oleh Kathleen Glasgow. (Foto: Germ Magazine)

Sampul novel “Girl In Pieces” oleh Kathleen Glasgow. (Foto: Germ Magazine)

0
SHARES
5.8k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

“Everyone has that moment I think, the moment when something so momentous happens that it rips your very being into small pieces. And then you have to stop. For a long time, you gather your pieces”

SERPONG, ULTIMAGZ.com — “Girl In Pieces” adalah novel pertama Kathleen Glasgow yang terbit pada 2016. Glasgow menawarkan kepada pembaca potret sangat empatik tentang seorang gadis muda yang dengan gagah berani berusaha menyembuhkan luka masa lalunya dan merangkul kemungkinan masa depannya.

Kisah “Girl In Pieces” berpusat pada seorang gadis berusia tujuh belas tahun, Charlie Davis, yang menghadapi kehidupan terburuk yang ditawarkan. Setelah kehilangan ayah, ibu, dan sahabatnya, Charlie menjadi seorang perempuan muda yang ‘rusak’ karena telah mengalami lebih banyak kehancuran dalam hidupnya daripada kebanyakan orang.

Setelah berupaya untuk bunuh diri, Charlie dirawat di rumah sakit. Namun, begitu asuransinya habis, dia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Tucson, Arizona untuk mencoba merekatkan kembali bagian-bagian dirinya.

Charlie kemudian mendapatkan pekerjaan di sebuah kafe. Ketika dia mengira hidupnya membaik, dia bertemu dengan Riley dan langsung terjerumus ke dalam jurang kegelapan. Riley, yang akhirnya menjadi kekasih Charlie, ternyata seorang pemabuk dan pecandu narkoba. Hubungan antara Charlie dan Riley terus berlanjut meski keduanya tahu bahwa hubungan mereka tidaklah sehat.

Charlie telah meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak ada yang akan mencintainya dan hidup tidak akan berjalan sesuai yang diinginkannya. Ketika segala sesuatunya menjadi terlalu berat baginya, dia melakukan cutting (melukai diri sendiri) untuk mengurangi rasa sakit emosional.

Ketika hal-hal berputar lebih jauh di luar kendali, Charlie pergi untuk memulai kehidupan baru. Kehidupan baru tersebut akan menjadi katalis mengejutkan yang menempatkannya di jalan panjang menuju penemuan diri dan pemulihan.

“Girl In Pieces” adalah bacaan yang sulit dan menantang, tetapi harus dipuji atas luas dan kedalaman materi pelajaran yang dieksplorasi. Novel ini menyentuh isu-isu seperti kesehatan mental, depresi, bunuh diri, melukai diri sendiri, kekerasan seksual, penyalahgunaan zat, tunawisma, dan lainnya.

Dengan topiknya yang berat, Glasgow tidak memanfaatkan penderitaan orang lain untuk tujuan hiburan, malah menawarkan mekanisme dan strategi penanggulangan yang nyata bagi pembaca dalam situasi yang mirip dengan Charlie.

Kisah dan penggunaan bahasa eksplisit, tetapi pembaca akan diberikan banyak visibilitas, kenyamanan, dan harapan melalui perjuangan Charlie. Glasgow mampu menambang kegelapan dan pada akhirnya, menawarkan secercah pemulihan di “Girl In Pieces”.

Dalam catatan penulis di akhir novel, Glasgow menulis “Melukai diri sendiri tidak menarik perhatian. Itu tidak berarti Anda bunuh diri. Itu berarti Anda sedang berjuang untuk mendapatkan kekacauan yang sangat berbahaya dalam pikiran dan hati Anda dan ini adalah mekanisme koping Anda. Itu berarti Anda menempati ruang kecil di ngarai yang sangat nyata dan sangat besar dari orang-orang yang menderita depresi atau penyakit mental.”

Topik seputar kesehatan mental seringkali dianggap tabu sehingga banyak remaja mengalami kesulitan untuk mencari bantuan. Nyatanya, sangat penting untuk mencari dukungan untuk diri sendiri di masa-masa sulit.

Dengan meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental, dapat memberi kita kebebasan untuk mencari bantuan, menemukan orang yang dapat berhubungan, dan bergerak menuju kesejahteraan.

 

Penulis: Alycia Catelyn

Editor: Nadia Indrawinata

Foto: Germ Magazine

Tags: 2021bacabookbooksbukugangguan kesehatan mentalgirl in pieceshiburankathleen glasgowKesehatan MentalliteracyliterasiLiteraturmembacamental healthnovelnovelsreadreadsremajareviewReview Bukuteenteenagerteens
Alycia Catelyn

Alycia Catelyn

Related Posts

Jacob Collier dalam acara BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Hiburan

Jacob Collier Tampil Memukau di Java Jazz Festival 2025 Setelah 9 Tahun

July 16, 2025
Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

July 16, 2025
Ilustrasi seorang wanita menonton film di waktu rehatnya. (freepik.com)
Film

Pelukan Dalam Bentuk Film: Teman Menonton Saat Dunia Terasa Berat

July 16, 2025
Next Post
mengucek mata

Mengucek Mata, Melegakan tapi Berbahaya

Comments 1

  1. https://Evolution.Org.ua/ says:
    9 months ago

    Why eople still use to resad news papers when in this technological globe all is existing on net? https://Evolution.Org.ua/

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 × one =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021