Aku tak sempurna
Tak perlu sempurna
Akan kurayakan apa adanya
SERPONG, ULTIMAGZ.com — Begitulah penggalan lagu “Tutur Batin” garapan musisi asal Bandung Yura Yunita. Setelah merampungkan album ketiganya pada 2021 silam, ia kembali meluncurkan video musik “Tutur Batin” pada Senin (07/03/22).
Perilisan video musik “Tutur Batin” selang sehari sebelum Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada Selasa (08/03/22). Melalui lagunya, Yura mengajak para perempuan untuk sama-sama merangkul dan merayakan ketidaksempurnaan.
Melansir kompas.com, Yura menampilkan sisi rapuh dan tangguhnya seorang perempuan atas dasar refleksi pada pengalaman pribadinya. Ia merasa sebagai perempuan perlu untuk berani bicara dan mengambil keputusan.
“Dari perjalananku, aku belajar bahwa sebagai perempuan kita harus bisa berani untuk speak up, berani mengejar passion, dan berani mengambil keputusan yang terbaik untuk diri kita sendiri,” ujar Yura Yunita dalam konferensi pers virtual bersama kompas.com pada Senin (7/3/2022).
Dari sinilah muncul gagasan untuk menarik tiga kisah yang kerap dialami oleh perempuan. Yura turut menggandeng Gianni Fajri sebagai sutradara untuk memperdalam perspektif perempuan. Yura merasa bahwa Gianni juga memiliki energi dan frekuensi yang sama dengannya.
Perlakuan Tak Adil di Lingkup Keluarga
Video musik “Tutur Batin” mengambil tiga kisah yang dialami oleh ketiga karakter utama perempuan. Pada adegan pertama, penonton disuguhkan cerita dari tokoh Riana yang kerap dibandingkan dengan saudaranya.

Ketika Riana hendak memulai langkahnya di bidang tari, ia selalu dibayangi oleh berbagai penghargaan adik. Kedua orang tua Riana digambarkan begitu mengagungkan adik ketimbang dirinya. Cerita ini sering dialami oleh seseorang yang memiliki saudara. Sadar ataupun tidak, orang tua kerap memiliki ekspektasi tinggi terhadap anak. Sehingga, saat anak melakukan bagian dari prosesnya, hal ini seolah tak bernilai.
Dari cerita Riana, dapat diambil pesan moral untuk orang tua bahwa pentingnya menyamakan bentuk apresiasi dan afeksi kepada setiap anak. Sedangkan dari sisi anak, tak apa untuk melangkah lebih lambat daripada saudara sendiri, kenyataannya memang proses kerap diabaikan. Tak masalah, tetap maju dan buktikan kemampuan diri, bukan sebagai ajang kompetisi, tetapi sebagai wujud bersyukur atas keberadaan diri.
Ketidakpercayaan Diri Akan Bentuk Tubuh

Karakter kedua bernama Tata. Ia digambarkan memiliki postur tubuh yang berisi dan kerap merasakan tidak percaya diri. Di sebuah kafe, ia dan kedua kawannya tampak berswafoto. Namun, unggahan kawannya begitu menyayat hati lantaran gambar dirinya dipotong sehingga dirinya tak tampak dalam foto tersebut.
Topik “insecurity” akan bentuk tubuh belakangan ini marak terjadi. Berdasarkan hasil survei regional dari Women’s Confidence Survey in Asia yang dilansir tribunnews,.com, sebanyak 50% perempuan kerap merasa tidak percaya diri. Jika dikaitkan dengan tokoh Tata, ceritanya yang singkat mampu mewakili sebagian besar perasaan perempuan yang mengalami hal serupa.
Pesan moral bagi perempuan yang kerap merasa rendah diri, pada dasarnya setiap manusia punya cela, tetapi yang terpenting bukanlah menengok pada ketidaksempurnaan. Jika ada hal yang dapat diubah menjadi lebih baik, tak apa ubahlah perlahan. Namun, semua itu tetap butuh penerimaan diri.
Baca juga “Insecure, Ketakutan yang Membatasi”
Kekerasan yang Dialami Perempuan

Karakter ketiga bernama Muti. Ia digambarkan sebagai korban kekerasan dalam rumah tangga. Suaminya digambarkan mendua dengan wanita lain. Muti yang tak terima alhasil mendapatkan perilaku kekerasan dari suami. Hal ini turut disaksikan oleh anak di balik lemari kayu.
Kasus kekerasan dalam rumah tetangga tak sedikit dialami oleh perempuan. Melansir komnasperempuan.go.id, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2020 ditemukan sebanyak 299.911 kasus. Di balik kasus yang ditemukan, tetap ada kemungkinan kekerasan yang tidak terkuak karena korban memilih untuk bungkam. Bagi Ultimates yang turut mengalami hal ini, beranikan diri perlahan untuk angkat suara. Bagi sesama perempuan, bersatulah dan saling memberikan dukungan serta penguatan.
Baca juga “Bentuk Kekerasan Seksual Tidak Melulu Perkosaan”
Ajakan untuk Merangkul dan Saling Menerima

Pada adegan akhir, tampak wujud penerimaan diri dari para tokoh dan perempuan yang saling merangkul serta memeluk. Hal ini seolah menggambarkan pentingnya dukungan bagi sesama perempuan.
Dengan visualisasi ini, Yura ingin menyampaikan bahwa pentingnya saling menguatkan sesama perempuan. Nyatanya, semua perempuan perlu menyadari harga dirinya tak terukur dari tampilan fisik, pencapaian, atau masa lalu kelamnya.
Baca juga “RAN dan Yura Yunita Ajak Pendengar Melawan Dunia”
Teruntuk Ultimates yang mengalami hal serupa dengan para tokoh, tetap melaju. Nikmati segala proses yang ada. Penting bagi setiap individu untuk berbicara dengan diri sendiri seperti judul dari lagu Yura, “Tutur Batin”. Berbincang dengan diri sendiri bertujuan untuk semakin mengenal dan mampu menerima kelebihan maupun kekurangan sendiri.
Video musik Tutur batin dapat Ultimates di bawah ini.
Penulis: Graciella Olivia Widjaja
Editor: Jessica Elisabeth Gunawan
Foto: YouTube/Yura Yunita
Sumber: kompas.com, tempo.co, antaranews.com, tribunnews.com, komnasperempuan.go.id, YouTube/ Yura Yunita