• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Friday, May 9, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Pahami “Procrastination”, Kebiasaan Menunda Pekerjaan

by Alycia Catelyn
November 5, 2022
in Lifestyle
Reading Time: 3 mins read
Menunda

Ilustrasi dari “procrastination”, kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. (Foto: tinybuddha.com)

0
SHARES
1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pernahkah Ultimates mendapati diri duduk di depan laptop dengan niat menyelesaikan tugas, tetapi beberapa jam kemudian malah tenggelam dalam media sosial? Mungkin, Ultimates telah mengalaminya dan hal inilah yang disebut sebagai procrastination atau menunda-nunda. 

Melansir alodokter.com, procrastination adalah tindakan menunda tugas atau pekerjaan secara sukarela, meskipun mengetahui akan ada konsekuensi negatif ketika melakukannya. Procrastination bukanlah hal yang baru, tetapi masih dapat mendatangkan malapetaka pada produktivitas seseorang. 

Baca juga: Revenge Bedtime Procrastination, Relaksasi atau Tragedi?

Sebagian orang suka menunda-nunda melakukan sesuatu dan membiarkannya hingga saat-saat terakhir. Namun, perlu diingat, menunda bukanlah sinonim dari malas. Orang malas tidak melakukan apa-apa dan baik-baik saja dengan hal tersebut. Di sisi lain, orang procrastinate memiliki keinginan untuk benar-benar melakukan sesuatu, tetapi tidak bisa memaksakan diri untuk memulai.

Beberapa alasan orang melakukan penundaan adalah adanya perasaan bahwa tugas atau pekerjaan yang dilakukan kurang relevan. Bila ada sesuatu yang tidak relevan atau tidak berarti bagi seseorang secara pribadi, mungkin sulit untuk termotivasi bahkan untuk memulai.

Kemudian, adanya penerimaan atau persetujuan dari orang lain. Jika sebuah proyek telah dipaksakan atau ditugaskan kepada seseorang dan tidak sesuai dengan minatnya, mungkin muncul perasaan enggan meluangkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya.

Lalu, perfeksionisme juga dapat menjadi alasan terjadinya penundaan. Memiliki standar yang tidak terjangkau akan membuat seseorang enggan mengejar atau menyelesaikan tugas.

Alasan lainnya adalah anxiety atau kecemasan. Tanggapan atau opini orang lain terhadap pekerjaan seseorang tidak bisa diprediksi, sehingga ini dapat menciptakan jenis kecemasan yang akan mengganggu penyelesaian pekerjaan.

Takut akan hal yang tidak diketahui juga menjadi alasan seseorang melakukan penundaan. Jika seseorang menjelajahi ranah atau bidang baru, ia tidak memiliki cara untuk mengetahui seberapa baik ia akan melakukannya. Hasil yang tidak pasti seperti itulah dapat menghambat keinginan seseorang untuk memulai.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ferrari dan Diaz Morales, kesehatan fisik dan mental seseorang akan terpengaruh ketika menunda-nunda menjadi lebih dari kebiasaan. Orang yang terlalu sering menunda-nunda bisa mengalami stres, sehingga mengelola aspek kehidupan sehari-hari menjadi tantangan bagi mereka.

Kebiasaan menunda-nunda ini tentunya dapat diperbaiki secara perlahan. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi penundaan sebagaimana, dilansir dari hellosehat.com. 

1. Membuat daftar prioritas

Tugas-tugas yang banyak cenderung menumpuk dan dapat menyebabkan penundaan. Dengan begitu, daftar prioritas dapat membantu Ultimates menyelesaikan tugas paling penting atau mendesak sekaligus membantu memprioritaskan pekerjaan sesuai jadwal. Daftar prioritas juga dapat memfokuskan upaya Ultimates pada aktivitas yang tepat dan menetapkan prioritas untuk menghindari distraksi terus-menerus. 

2. Menghargai usaha sendiri

Menghargai perjuangan diri sendiri akan membantu menghilangkan kebiasaan menyalahkan diri sendiri. Ultimates dapat fokus pada perencanaan jangka panjang dan retrospeksi keseluruhan dari pertumbuhan pribadi. Menghargai usaha diri sendiri juga mampu membantu Ultimates dalam mempertimbangkan arah mana yang ingin dituju dalam hidup dan untuk memikirkan apa yang dapat ditingkatkan lebih jauh.

3. Menjadi realistis

Menetapkan tujuan yang dapat dicapai untuk diri sendiri adalah langkah pertama untuk mengatasi penundaan. Pastikan untuk mendefinisikan tujuan Ultimates dengan jelas. Sebab, menetapkan tujuan yang tidak jelas akan menghidupkan kembali kebiasaan menunda-nunda.

4. Cari cara untuk termotivasi

Mencari apa yang membuat termotivasi dapat membantu seseorang memahami keterampilan dan prioritas diri masing-masing. Dengan begitu, pahamilah apa yang memotivasi Ultimates untuk dapat mempertahankan disiplin dan memaksimalkan produktivitas setiap harinya.

Dampak negatif dari penundaan dapat berkisar dari melewatkan tenggat waktu proyek hingga sesuatu yang lebih parah. Misalnya, seperti kehilangan kesempatan sekali seumur hidup untuk mendapatkan pekerjaan impian.

Mungkin, efek dari penundaan tidak terlalu buruk pada awalnya, tetapi seiring berjalannya waktu, efek tersebut dapat semakin terasa dan menyebabkan stres, kecemasan, serta harga diri yang rendah. Luangkanlah waktu untuk mengembangkan teknik manajemen waktu alih-alih membiarkan kebiasaan menunda-nunda tetap berlangsung.

 

 

Penulis: Alycia Catelyn

Editor: Vellanda

Foto: tinybuddha.com

Sumber: alodokter.com, hellosehat.com, solvingprocrastination.com

Tags: 2022dampakdampak burukdampak negatifGaya HidupKesehatan Mentallifestylelifestyle newsmentalmental healthmenunda-nundapekerjaanPenundaanprocrastinateprocrastinationproduktivitasstresTipstips and tricktips produktivitastugas
Alycia Catelyn

Alycia Catelyn

Related Posts

Seseorang membawa tulisan saat unjuk rasa #MeToo pada 2018. (Getty Images/Stephanie Keith)
Lifestyle

Saat Dunia Melihat dan Mendengar: Kisah di Balik Gerakan #MeToo

May 5, 2025
ilustrasi gula
Lifestyle

Sugar Rush: Dampak Gula Berlebih terhadap Tubuh dan Otak

May 5, 2025
Ilustrasi seseorang menggunakan frasa long time no see kepada rekannya (freepik.com)
Lifestyle

Bukan Bahasa Inggris Asli? Ini Cerita di Balik “Long Time No See”

April 30, 2025
Next Post

“Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” Maknai Pelecehan dan Kekerasan Seksual dengan Berani

Comments 3

  1. binance úcet says:
    4 months ago

    Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!

  2. binance registrācija says:
    2 months ago

    Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.

  3. Code of your destiny says:
    3 weeks ago

    I’m really impressed together with your writing abilities as smartly as with the format for your blog. Is this a paid theme or did you customize it your self? Either way keep up the nice quality writing, it’s rare to see a nice weblog like this one nowadays!

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021