• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Wednesday, July 16, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Diversifikasi Pangan: Bahan Pengganti Kebutuhan Nasi

Theresia Deviatri by Theresia Deviatri
November 21, 2024
in Iptek
Reading Time: 3 mins read
diversifikasi pangan

Ilustrasi bahan pangan pengganti nasi. (fimela.com)

0
SHARES
66
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Tak bosan dan selalu diakui bila orang Indonesia belum dikatakan sah makan kalau tidak pakai nasi. Hal ini disebabkan Indonesia pernah mencapai status swasembada beras pada era Orde Baru. Namun, swasembada yang diraih itu juga menghasilkan dampak negatif yang tak disadari masyarakat. Orang menjadi kertergantungan kepada satu komoditas yaitu beras. 

Padahal diversifikasi pangan perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan tak hanya pada beras. Diversifikasi pangan lokal sendiri adalah upaya untuk memperluas dan mengoptimalkan pemanfaatan berbagai jenis pangan yang tersedia di suatu daerah, dilansir dari kompaspedia.kompas.id. Diversifikasi juga berguna untuk meningkatkan kualitas gizi dan mengurangi risiko kurangnya pangan di masyarakat. 

Baca juga: Kenapa Orang Indonesia Gemar Makanan Pedas?

Sejak 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) menggaungkan diverisifikasi pangan untuk menguatkan ketahanan pangan Indonesia. Salah satu target tujuannya adalah menurunkan konsumsi beras di 2024 menjadi 85 kg per kapita per tahun. 

Lantas apa yang masyarakat dapat lakukan untuk melakukan diversifikasi pangan? ULTIMAGZ sudah merangkum beberapa sumber alternatif karbohidrat selain beras. 

Mengutip dari artikel ilmiah berjudul Diversifikasi Konsumsi Pangan Masyarakat Kota Yogyakarta pada 2009, caranya yaitu dengan mengombinasikan makanan dengan singkong, ubi, sagu, atau pisang. Banyak gizi yang bisa didapatkan lebih dari beras tanpa harus menghilangkan esensi kenyang seperti nasi. 

Singkong

Singkong, salah satu bahan pokok yang masih populer di kuliner tradisional Indonesia. Singkong kaya akan kalori dan vitamin C. Singkong juga mudah beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan mudah ditanam, dilansir dari grennetwork.id.

Jagung

Siapa yang tidak kenal dengan bonggol berwarna kuning, enak dibakar atau dikukus ini? Jagung menjadi salah satu alternatif karbohidrat yang bisa dipilih. Jagung  mengandung serat yang tinggi sehingga aman mencegah sembelit. Mengonsumsi tiga buah jagung, setara dengan satu porsi nasi. Di Madura, terkenal nasi empog atau ampok yakni nasi dengan berbahan dasar jagung. 

Ubi Jalar

Mulai viral setelah ada inovasi creme brulee, nyatanya ubi jalar punya 118 kalori karbohidrat per 100 gram, dan juga tinggi vitamin C, serat, vitamin B6, potasium, serta nutrisi lainnya, melansir dari grennetwork.id. 

Pisang

Pisang adalah buah yang akrab ada di meja makan dan seringkali jadi kudapan di rumah. Melansir dari badanpangan.go.id, makan dua buah pisang, sudah bisa menggantikan satu porsi makan nasi. Selain itu, pisang juga mengandung zat besi yang baik untuk sirkulasi darah.

Baca juga: Lakukan 5 Cara Sederhana Ini Untuk Kurangi Limbah Makanan

Sorgum

Sorgum cenderung menjadi salah satu komoditas yang jarang ditemukan di pasar-pasar kota. Bentuk biji sorgum layaknya jagung berukuran mini dan berwarna coklat. Dilansir dari grennetwork.id, serealia asal Afrika ini merupakan sumber energi yang baik dengan indeks glikemik rendah karena mengandung 75 persen karbohidrat kompleks. 

Jadi, masih banyak komoditas pangan yang bisa menggantikan beras tanpa menghilangkan kebutuhan tubuh akan karbohidrat. Ultimates dapat mencoba membiasakan bahan-bahan di atas saat menyandingkannya dengan lauk pauk favorit. Rasanya pun tak kalah enak dari beras sehari-hari. 

 

 

Penulis: Theresia Sekar Kinanti Deviatri

Editor: Josephine Arella

Gambar: fimela.com

Sumber: grennetwork.id, badanpangan.go.id, kompaspedia.kompas.id, 

Mariyam, S., Yuliati, Hidayati, S. (2009). Diversifikasi Konsumsi Pangan Masyarakat Kota Yogyakarta. In Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Hal (pp. 158-165).

Tags: bahan pangan lokalberasdiversifikasi panganjagungketahanan panganmakanan pokoknasipertanianpisangsingkongsorgumubi jalar
Theresia Deviatri

Theresia Deviatri

Related Posts

Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). (kompas.com)
Iptek

Kelamnya Sejarah Revolusi Indonesia: Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

May 9, 2025
Ilustrasi sorgum. (Pixabay/Bishnu Sarangi)
Iptek

Sorgum: Harapan Pangan Nasional di Tengah Krisis Iklim

May 7, 2025
Pameran model dan kerangka burung dodo di Museum of Natural History. (oumnh.ox.ac.uk)
Iptek

Jejak Terakhir Burung Dodo: Kisah dari Spesies yang Punah

April 29, 2025
Next Post
Foto penulis Korea Selatan Han Kang. (Nobelprize.org/ Paik Dahuim)

Mengenal Han Kang, Penulis Korea Selatan Pemenang Nobel Sastra

Comments 37

  1. Stevensah says:
    3 months ago

    Medicine From India: MedicineFromIndia – indian pharmacy

    Reply
  2. BernardBaM says:
    3 months ago

    kamagra oral jelly: Kamagra pharmacie en ligne – kamagra pas cher

    Reply
  3. BernardBaM says:
    3 months ago

    Pharmacie en ligne Cialis sans ordonnance: Cialis sans ordonnance 24h – Acheter Cialis tadalmed.shop

    Reply
  4. BernardBaM says:
    3 months ago

    cialis generique: Achat Cialis en ligne fiable – cialis generique tadalmed.shop

    Reply
  5. BernardBaM says:
    3 months ago

    pharmacie en ligne: Meilleure pharmacie en ligne – pharmacie en ligne france pas cher pharmafst.com

    Reply
  6. BernardBaM says:
    3 months ago

    pharmacie en ligne fiable: pharmacie en ligne – п»їpharmacie en ligne france pharmafst.com

    Reply
  7. BernardBaM says:
    3 months ago

    vente de mГ©dicament en ligne: Medicaments en ligne livres en 24h – pharmacie en ligne fiable pharmafst.com

    Reply
Next

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021