SERPONG, ULTIMAGZ.com – Tak bosan dan selalu diakui bila orang Indonesia belum dikatakan sah makan kalau tidak pakai nasi. Hal ini disebabkan Indonesia pernah mencapai status swasembada beras pada era Orde Baru. Namun, swasembada yang diraih itu juga menghasilkan dampak negatif yang tak disadari masyarakat. Orang menjadi kertergantungan kepada satu komoditas yaitu beras.
Padahal diversifikasi pangan perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan tak hanya pada beras. Diversifikasi pangan lokal sendiri adalah upaya untuk memperluas dan mengoptimalkan pemanfaatan berbagai jenis pangan yang tersedia di suatu daerah, dilansir dari kompaspedia.kompas.id. Diversifikasi juga berguna untuk meningkatkan kualitas gizi dan mengurangi risiko kurangnya pangan di masyarakat.
Baca juga: Kenapa Orang Indonesia Gemar Makanan Pedas?
Sejak 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) menggaungkan diverisifikasi pangan untuk menguatkan ketahanan pangan Indonesia. Salah satu target tujuannya adalah menurunkan konsumsi beras di 2024 menjadi 85 kg per kapita per tahun.
Lantas apa yang masyarakat dapat lakukan untuk melakukan diversifikasi pangan? ULTIMAGZ sudah merangkum beberapa sumber alternatif karbohidrat selain beras.
Mengutip dari artikel ilmiah berjudul Diversifikasi Konsumsi Pangan Masyarakat Kota Yogyakarta pada 2009, caranya yaitu dengan mengombinasikan makanan dengan singkong, ubi, sagu, atau pisang. Banyak gizi yang bisa didapatkan lebih dari beras tanpa harus menghilangkan esensi kenyang seperti nasi.
Singkong
Singkong, salah satu bahan pokok yang masih populer di kuliner tradisional Indonesia. Singkong kaya akan kalori dan vitamin C. Singkong juga mudah beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan mudah ditanam, dilansir dari grennetwork.id.
Jagung
Siapa yang tidak kenal dengan bonggol berwarna kuning, enak dibakar atau dikukus ini? Jagung menjadi salah satu alternatif karbohidrat yang bisa dipilih. Jagung mengandung serat yang tinggi sehingga aman mencegah sembelit. Mengonsumsi tiga buah jagung, setara dengan satu porsi nasi. Di Madura, terkenal nasi empog atau ampok yakni nasi dengan berbahan dasar jagung.
Ubi Jalar
Mulai viral setelah ada inovasi creme brulee, nyatanya ubi jalar punya 118 kalori karbohidrat per 100 gram, dan juga tinggi vitamin C, serat, vitamin B6, potasium, serta nutrisi lainnya, melansir dari grennetwork.id.
Pisang
Pisang adalah buah yang akrab ada di meja makan dan seringkali jadi kudapan di rumah. Melansir dari badanpangan.go.id, makan dua buah pisang, sudah bisa menggantikan satu porsi makan nasi. Selain itu, pisang juga mengandung zat besi yang baik untuk sirkulasi darah.
Baca juga: Lakukan 5 Cara Sederhana Ini Untuk Kurangi Limbah Makanan
Sorgum
Sorgum cenderung menjadi salah satu komoditas yang jarang ditemukan di pasar-pasar kota. Bentuk biji sorgum layaknya jagung berukuran mini dan berwarna coklat. Dilansir dari grennetwork.id, serealia asal Afrika ini merupakan sumber energi yang baik dengan indeks glikemik rendah karena mengandung 75 persen karbohidrat kompleks.
Jadi, masih banyak komoditas pangan yang bisa menggantikan beras tanpa menghilangkan kebutuhan tubuh akan karbohidrat. Ultimates dapat mencoba membiasakan bahan-bahan di atas saat menyandingkannya dengan lauk pauk favorit. Rasanya pun tak kalah enak dari beras sehari-hari.
Penulis: Theresia Sekar Kinanti Deviatri
Editor: Josephine Arella
Gambar: fimela.com
Sumber: grennetwork.id, badanpangan.go.id, kompaspedia.kompas.id,
Mariyam, S., Yuliati, Hidayati, S. (2009). Diversifikasi Konsumsi Pangan Masyarakat Kota Yogyakarta. In Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Hal (pp. 158-165).
Some truly wonderful info , Sword lily I noticed this.